Target 1 Juta Barel Minyak Per Hari: Maju ke 2029?
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membuka peluang percepatan target produksi minyak hingga 1 juta barel per hari pada tahun 2029, lebih cepat dari target awal 2030.

Senipah, Kalimantan Timur, 30 April 2024 - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memberikan sinyal positif mengenai percepatan target produksi minyak nasional. Dalam kunjungan kerjanya di Senipah, Kalimantan Timur, Rabu lalu, Bahlil menyatakan terbuka pada kemungkinan memajukan pencapaian target lifting 1 juta barel minyak per hari dari tahun 2030 menjadi 2029.
Pernyataan tersebut muncul setelah Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi agar pada periode 2029-2030, realisasi lifting minyak bumi dapat mencapai angka 900 ribu hingga 1 juta barel per hari. Bahlil menegaskan bahwa pemerintah tidak berencana untuk mengundur target tersebut, melainkan berupaya keras untuk mencapainya lebih cepat. "Kami sebagai prajurit, pembantu, jangan menyerah sebelum bertarung," tegasnya.
Optimisme ini juga didukung oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto. Djoko menyatakan optimisme yang sama dengan Menteri Bahlil dan menekankan bahwa peta jalan (roadmap) untuk mencapai target tersebut telah disusun. "Roadmap-nya ada. Menteri optimis, kami sesuai Menteri," ujar Djoko.
Strategi Reaktivasi Sumur Tidak Aktif
Salah satu strategi kunci yang akan dijalankan untuk mencapai target ambisius ini adalah reaktivasi idle well atau sumur minyak yang tidak aktif. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak secara signifikan dalam waktu singkat. Pemerintah akan fokus pada identifikasi dan evaluasi sumur-sumur tersebut untuk menentukan potensi produksinya dan merencanakan proses reaktivasi secara efektif dan efisien.
Reaktivasi sumur minyak tidak aktif merupakan langkah strategis yang membutuhkan investasi dan teknologi yang tepat. Pemerintah akan bekerja sama dengan perusahaan migas untuk memastikan proses reaktivasi berjalan lancar dan sesuai dengan standar keselamatan dan lingkungan.
Selain reaktivasi sumur tidak aktif, pemerintah juga akan terus mendorong eksplorasi dan pengembangan lapangan minyak baru. Hal ini untuk memastikan keberlanjutan produksi minyak dalam jangka panjang dan mengurangi ketergantungan pada sumur-sumur yang sudah tua.
Tantangan dan Pertimbangan
Meskipun optimis, pemerintah menyadari adanya tantangan dalam mencapai target 1 juta barel per hari. Realisasi lifting minyak bumi sepanjang tahun 2024 sebesar 579.700 barel per hari (MBOPD) masih lebih rendah dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 sebesar 635 MBOPD. Rendahnya realisasi ini sempat memicu wacana revisi target menjadi tahun 2033.
Sebelumnya, Dwi Soetjipto (mantan Kepala SKK Migas) memperkirakan tercapainya target 1 juta barel per hari akan mundur ke tahun 2033 akibat dampak pandemi COVID-19. Senada dengan itu, Tutuka Ariadji (mantan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM) juga tidak menutup kemungkinan penundaan target hingga 2033.
Namun, dengan komitmen dan strategi yang tepat, pemerintah optimis dapat mengatasi tantangan tersebut dan mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari bahkan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Keberhasilan ini akan berdampak positif bagi perekonomian nasional dan ketahanan energi Indonesia.
Pemerintah akan terus melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk memastikan tercapainya target tersebut. Kerja sama dan koordinasi yang baik antara pemerintah, SKK Migas, dan perusahaan migas menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target produksi minyak nasional.
Kesimpulan
Target 1 juta barel minyak per hari pada tahun 2029 merupakan target yang ambisius namun tetap realistis. Dengan strategi yang tepat, komitmen yang kuat, dan kerja sama yang solid antara seluruh pemangku kepentingan, target tersebut berpotensi untuk tercapai, bahkan mungkin lebih cepat dari yang direncanakan. Ini akan menjadi tonggak penting bagi kemajuan sektor energi Indonesia.