Kadin Dukung Penuh Target Produksi Minyak 1 Juta Barel Per Hari
Kadin Indonesia mendukung penuh target Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan produksi minyak hingga 1 juta barel per hari pada 2028-2029 guna mencapai kemandirian energi nasional dan mengurangi ketergantungan impor.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan peningkatan produksi minyak Indonesia hingga 1 juta barel per hari pada 2028-2029. Target ambisius ini mendapat dukungan penuh dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, yang melihatnya sebagai langkah strategis menuju kemandirian energi nasional. Pengumuman ini disampaikan pada Rabu lalu di Jakarta, dan langsung menyita perhatian dunia usaha.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Aryo Djojohadikusumo, menekankan pentingnya sinergi pemerintah dan swasta untuk mencapai target tersebut. Investasi besar-besaran di bidang teknologi eksplorasi dan pengelolaan sumber daya migas menjadi kunci keberhasilan. Menurutnya, iklim usaha yang kondusif, dengan regulasi yang jelas dan kepastian hukum, sangat krusial untuk menarik investasi.
Data BPS menunjukkan lonjakan impor minyak Indonesia pasca-pandemi. Pada 2023, impor minyak (mentah dan bahan bakar) mencapai 45,21 juta ton, naik 10,38 persen dari tahun sebelumnya. Tren peningkatan impor ini terus berlanjut, didorong oleh penurunan produksi domestik dan peningkatan konsumsi. Kondisi ini berdampak negatif pada neraca perdagangan, menekan cadangan devisa dan nilai tukar rupiah.
Untuk mengatasi masalah ini, Kadin telah menyiapkan tiga program prioritas di sektor migas. Pertama, peningkatan produksi dan eksplorasi, dengan fokus pada kerja sama pemerintah-swasta untuk mempercepat perizinan, serta investasi di teknologi eksplorasi yang efisien dan ramah lingkungan. Program 'Eksplorasi Cerdas', yang akan dimulai pada 2025, akan memanfaatkan teknologi seismik 3D, big data, dan kecerdasan buatan (AI).
Kedua, program 'Migas Berkelanjutan' yang fokus pada efisiensi energi dan pengurangan dampak lingkungan operasi migas. Ketiga, pengembangan infrastruktur migas melalui program 'Infrastruktur Migas Terpadu' yang akan dimulai pada 2025, bertujuan meningkatkan jaringan distribusi dan fasilitas penyimpanan di daerah-daerah yang membutuhkan.
Dwi Wahyu Daryoto, Wakil Ketua Komite Tetap Rencana Strategis dan Kelembagaan Bidang ESDM Kadin Indonesia, menekankan pentingnya rencana strategis yang komprehensif. Efisiensi operasional dan optimalisasi teknologi di sektor hulu migas menjadi kunci utama. Ia yakin, dengan kerangka regulasi yang tepat, target produksi 1 juta barel per hari dapat dicapai.
Kadin juga mendorong pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang lebih baik. Hal ini meliputi kemudahan berusaha, stabilitas ekonomi dan politik, kepastian regulasi, penyederhanaan perizinan, insentif fiskal, dan penghapusan hambatan birokrasi. Dengan dukungan tersebut, dunia usaha dapat berkontribusi maksimal dalam meningkatkan produksi minyak.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, sebelumnya menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan peningkatan produksi minyak hingga 1 juta barel per hari pada 2028-2029. Langkah ini bertujuan mengatasi defisit akibat konsumsi minyak yang mencapai 1,6 juta barel per hari, jauh di atas produksi domestik (590 ribu barel per hari).
Dengan dukungan penuh dari Kadin dan komitmen pemerintah, target produksi minyak 1 juta barel per hari diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam mewujudkan kemandirian energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak. Keberhasilan ini akan berdampak positif terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.