Lapangan Minyak Natuna Resmi Beroperasi, Tambah Lifting 20 Ribu Barel Per Hari
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengumumkan peresmian lapangan minyak baru di Natuna yang akan menambah produksi minyak nasional sekitar 20 ribu barel per hari, sebagai upaya peningkatan lifting menuju target 900 ribu barel per hari pada 2029.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan peresmian lapangan minyak baru di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, pada Jumat, 16 Mei 2024. Peresmian ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan lifting minyak nasional. Proyek ini dijalankan oleh perusahaan Medco Energi dan diperkirakan akan menambah produksi minyak mentah sekitar 20 ribu barel per hari. Presidensi Prabowo Subianto dikabarkan akan hadir, namun kepastiannya masih menunggu konfirmasi lebih lanjut.
Peningkatan produksi minyak dari lapangan Natuna ini menjadi langkah signifikan dalam mencapai target lifting nasional. Pemerintah menargetkan lifting minyak mencapai 900 ribu barel per hari pada tahun 2029. Saat ini, rata-rata lifting minyak nasional berada di angka 580 ribu barel per hari. Oleh karena itu, upaya peningkatan produksi, seperti yang dilakukan di Natuna, sangat krusial untuk mencapai target tersebut. Bahlil Lahadalia menekankan perlunya fokus, waktu, dan kerja optimal untuk mencapai target ambisius ini.
"Besok kan ada peresmian di Natuna untuk peningkatan lifting kita," ujar Bahlil kepada wartawan seusai rapat terbatas dengan Presiden. Ia menambahkan bahwa penambahan sekitar 20 ribu barel per hari dari proyek Medco Energi ini merupakan langkah awal. Pemerintah juga tengah mengoptimalkan beberapa sumur minyak lainnya untuk mencapai target peningkatan lifting sebesar 320 ribu barel per hari.
Peningkatan Lifting dan Target Nasional
Proyek lapangan minyak Natuna yang diresmikan merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mendukung eksplorasi dan pengembangan lapangan migas baru. Pemerintah berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan sektor energi nasional. Peningkatan lifting minyak nasional tidak hanya berdampak pada perekonomian negara, tetapi juga pada ketahanan energi nasional.
Target lifting 900 ribu barel per hari pada 2029 membutuhkan upaya yang besar dan terintegrasi. Selain pengembangan lapangan-lapangan minyak baru, pemerintah juga fokus pada optimalisasi produksi di lapangan-lapangan minyak yang sudah ada. Hal ini menuntut kerja sama yang erat antara pemerintah, perusahaan migas, dan seluruh pemangku kepentingan terkait.
Dengan tambahan produksi sekitar 20 ribu barel per hari dari lapangan minyak Natuna, Indonesia semakin mendekati target lifting nasional. Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat mendorong investor untuk berinvestasi lebih banyak di sektor migas Indonesia.
Dukungan Pemerintah terhadap Eksplorasi Migas
Pemerintah Indonesia secara konsisten menyatakan komitmennya dalam mendukung eksplorasi dan pengembangan lapangan migas. Hal ini tercermin dari berbagai kebijakan dan program yang dirancang untuk menarik investasi dan menciptakan iklim usaha yang kondusif di sektor migas. Salah satu contohnya adalah dukungan pemerintah terhadap proyek lapangan minyak Natuna.
"Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif dan mendukung upaya eksplorasi, serta pengembangan lapangan-lapangan migas baru," kata Bahlil Lahadalia dalam kunjungan kerjanya ke lapangan Senipah Peciko South Mahakam (SPS) di Kalimantan Timur.
Dukungan ini tidak hanya berupa kebijakan fiskal dan regulasi yang mendukung, tetapi juga berupa fasilitasi dan kemudahan dalam perizinan dan proses administrasi. Pemerintah juga aktif dalam mempromosikan potensi migas Indonesia kepada investor asing.
Dengan adanya dukungan dan komitmen yang kuat dari pemerintah, diharapkan eksplorasi dan pengembangan lapangan migas di Indonesia akan semakin meningkat, sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan lifting minyak dan perekonomian nasional.
Peresmian lapangan minyak Natuna ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan produksi minyak nasional. Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi pengembangan lapangan migas lainnya di Indonesia, sehingga target lifting 900 ribu barel per hari pada 2029 dapat tercapai.