Tiga Bandara Kembali Internasional: Prabowo Perintahkan Perluasan Jaringan Bandara Internasional
Presiden Prabowo Subianto instruksikan perluasan jaringan bandara internasional di berbagai daerah. Langkah ini demi percepatan ekonomi dan pariwisata. Simak detailnya!

Presiden RI Prabowo Subianto telah mengeluarkan instruksi penting terkait pengembangan infrastruktur udara nasional. Ia memerintahkan kementerian dan lembaga terkait untuk segera memperluas jaringan bandara internasional di berbagai daerah di Indonesia.
Perintah ini disampaikan saat memimpin rapat terbatas secara virtual dari kediamannya di Hambalang, Kabupaten Bogor, pada Jumat (01/8). Rapat tersebut bertujuan mengevaluasi perkembangan sejumlah program kerja Kabinet Merah Putih yang sedang berjalan.
Langkah strategis ini diambil dengan tujuan utama mendorong percepatan perputaran ekonomi daerah secara signifikan. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan sektor pariwisata di seluruh wilayah Indonesia secara komprehensif.
Mendorong Ekonomi dan Pariwisata Melalui Akses Udara
Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, mengonfirmasi arahan Presiden Prabowo Subianto ini. Beliau menyatakan bahwa pembukaan bandara internasional sebanyak-banyaknya menjadi prioritas pemerintah. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi konektivitas global yang lebih baik dan efisien.
Arahan ini secara spesifik menargetkan peningkatan aktivitas ekonomi lokal di berbagai provinsi. Sektor pariwisata diharapkan mendapatkan dorongan signifikan dari kemudahan akses internasional. Ini adalah bagian integral dari strategi pembangunan nasional jangka panjang.
Pemerintah meyakini bahwa aksesibilitas udara yang luas akan menarik lebih banyak investasi asing. Selain itu, kunjungan wisatawan mancanegara juga akan meningkat drastis. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Tiga Bandara Kembali Berstatus Internasional
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah merespons arahan tersebut dengan langkah konkret. Tiga bandara di Indonesia kembali ditetapkan sebagai bandara internasional. Ketiga bandara tersebut adalah Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Bandara H.A.S. Hanandjoeddin (Bangka Belitung), dan Bandara Jenderal Ahmad Yani (Semarang).
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menjelaskan bahwa keputusan ini didasari oleh peningkatan trafik penerbangan. Peningkatan tersebut terjadi secara signifikan pasca pandemi COVID-19 yang sebelumnya membatasi mobilitas global. Ini menunjukkan pemulihan sektor penerbangan.
Pembukaan kembali status internasional ini juga merupakan strategi komprehensif dari pemerintah. Tujuannya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi, pariwisata, serta mendukung kegiatan keagamaan. Ini termasuk memfasilitasi perjalanan umrah dan haji bagi masyarakat.
Di sisi lain, Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, turut mengusulkan pembukaan kembali rute penerbangan Pontianak-Kuching, Malaysia. Usulan ini diajukan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan. Hal ini menunjukkan kebutuhan konektivitas regional.
Fokus Pemerintah pada Isu Strategis Lainnya
Dalam rapat terbatas yang sama, Presiden Prabowo juga membahas isu-isu krusial lainnya yang menjadi perhatian nasional. Salah satunya adalah perintah kepada otoritas terkait untuk mencegah potensi kebakaran hutan. Hal ini sangat penting mengingat kondisi cuaca panas yang ekstrem saat ini.
Peningkatan perkembangan di sektor ekonomi secara umum juga menjadi perhatian utama Presiden. Beliau menekankan pentingnya inovasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Hal ini demi kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Sektor pertanian dan kelautan juga tidak luput dari pembahasan serius. Presiden Prabowo mendorong peningkatan produktivitas dan modernisasi di kedua sektor ini. Ini krusial untuk menjaga ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan nelayan serta petani.
Rapat tersebut dihadiri oleh sejumlah menteri penting dari Kabinet Merah Putih. Mereka termasuk Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi Rosan Roeslani, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.