Tiga Nelayan Indonesia Dipulangkan Malaysia Setelah Kapal Masuk Perairan Negara Jiran
Tiga nelayan Indonesia yang kapal-kapalnya secara tak sengaja memasuki perairan Malaysia telah dipulangkan ke tanah air berkat kerja sama KJRI Johor Bahru dan otoritas maritim kedua negara.

Kuala Terengganu, Malaysia, 20 Maret 2025 (ANTARA) - Tiga nelayan Indonesia telah dipulangkan dari Malaysia setelah dua kapal mereka memasuki perairan negara tersebut secara tidak sengaja. Kejadian ini melibatkan kerja sama yang erat antara Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Johor Bahru, Badan Keamanan Laut (Bakamla) Zona Barat, dan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) Negeri Johor. Pemulangan ini menandai penyelesaian kasus yang melibatkan para nelayan yang terombang-ambing di laut dan terjebak di wilayah perairan negara lain.
Proses pemulangan dilakukan dalam dua tahap. Dua nelayan, Suhardi Saparteri dari Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, dan Muhammad Al Salam dari Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, yang merupakan awak KM Purnama Samudera Maritim, dipulangkan pada 19 Maret 2025. Mereka sebelumnya diamankan APMM Negeri Johor pada 24 Februari 2025 setelah memasuki perairan Malaysia dari Tanjung Bulat, Kota Tinggi. Beruntungnya, investigasi menunjukkan bahwa mereka masuk ke perairan Malaysia tanpa sengaja karena kondisi kapal dan kurangnya alat navigasi. Dokumen keimigrasian dan dokumen kapal mereka juga dinyatakan sah.
Sementara itu, seorang nelayan lainnya, A Huat dari Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Kepri, dipulangkan pada 18 Maret 2025. A Huat hanyut ke perairan Malaysia pada 3 Maret 2025 dan diselamatkan oleh APMM Negeri Johor sebelum akhirnya dipulangkan. Proses pemulangan ini menunjukkan komitmen dan kerja sama yang baik antar kedua negara dalam menangani kasus-kasus kemaritiman yang melibatkan warga negara masing-masing.
Pemulangan Resmi dan Kerja Sama Antar Lembaga
Penyerahan kedua awak KM Purnama Samudera Maritim dilakukan secara resmi oleh Konsul Jenderal RI Johor Bahru, Sigit S. Widiyanto, kepada Kepala Bakamla Zona Barat, Laksamana Muda Bambang Trijanto. Penyerahan berlangsung di atas kapal Bakamla KN P-Nipah 321 di perairan perbatasan Indonesia dan Malaysia. Hal ini menunjukan koordinasi yang baik antara pihak konsulat dan lembaga keamanan maritim Indonesia.
Sementara itu, pemulangan A Huat dilakukan oleh Ketua Satgas Perwakilan Pelindungan Terpadu KJRI Johor Bahru, Jati Heri Winarto, dan Ketua Penolong Pengarah Penguatkuasaan dan Exercise APMM Negeri Johor, Commander (M) Zamri Rosdi, kepada Kasatpol Airud Polres Karimun, Inspektur Satu Sarianto. Penyerahan dilakukan di atas kapal APMM Negeri Johor di perairan perbatasan Indonesia dan Malaysia. Proses ini menunjukkan sinergi yang kuat antara berbagai lembaga di Indonesia dan Malaysia dalam menyelesaikan masalah ini.
Proses pemulangan yang melibatkan beberapa instansi dari kedua negara ini menunjukan komitmen dalam melindungi warga negaranya dan sekaligus menjaga hubungan bilateral yang baik. Kecepatan respon dan koordinasi yang apik menjadi kunci keberhasilan pemulangan para nelayan Indonesia tersebut.
Faktor Penyebab dan Implikasi Kejadian
Berdasarkan keterangan resmi, masuknya kapal-kapal nelayan Indonesia ke perairan Malaysia disebabkan oleh kondisi kapal yang kurang memadai dan kurangnya alat navigasi. Hal ini menyoroti pentingnya keselamatan dan kesiapan kapal sebelum melaut. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya investasi dalam teknologi navigasi yang lebih baik untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Lebih lanjut, kasus ini juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama regional dalam hal penegakan hukum maritim dan perlindungan nelayan. Kerja sama yang baik antara Indonesia dan Malaysia dalam hal ini patut diapresiasi dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain di kawasan tersebut.
Kejadian ini juga menjadi pembelajaran bagi para nelayan untuk selalu memastikan kondisi kapal dan kelengkapan alat navigasi sebelum melaut. Keselamatan dan kepatuhan terhadap peraturan maritim harus menjadi prioritas utama bagi seluruh nelayan.
Kesimpulan
Pemulangan tiga nelayan Indonesia dari Malaysia merupakan bukti nyata kerja sama yang baik antara Indonesia dan Malaysia. Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya keselamatan dan kesiapan kapal, serta kerja sama regional dalam penegakan hukum maritim. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali di masa mendatang.