Tim DVI Identifikasi Dua Jenazah Korban KKB di Papua
Tim DVI berhasil mengidentifikasi dua dari tiga jenazah pendulang emas yang menjadi korban pembunuhan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, sementara satu jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) berhasil mengidentifikasi dua dari tiga jenazah pendulang emas yang menjadi korban kekejaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Identifikasi dilakukan menggunakan metode post mortem dan antemortem. Kejadian tragis ini terjadi di Kabupaten Yahukimo dan Pegunungan Bintang, Papua, dan telah menyita perhatian nasional. Proses evakuasi dan identifikasi jenazah menghadapi sejumlah tantangan, termasuk kondisi geografis yang sulit.
Kasatgas Humas Damai Cartenz, Kombes Yusuf Sutejo, dalam keterangannya kepada Antara pada Sabtu pagi, mengonfirmasi bahwa dua jenazah telah berhasil diidentifikasi. Jenazah tersebut adalah Wawan, ditemukan di Lokasi 22, dan Stenly, ditemukan di Kali Kum, Kabupaten Yahukimo. Proses identifikasi yang memakan waktu ini menandakan kompleksitas kasus dan upaya maksimal tim DVI dalam mengungkap identitas para korban.
Satu jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi dan belum dapat dipastikan identitasnya. Ketiga jenazah saat ini masih berada di RSUD Dekai, menunggu proses identifikasi dan penyerahan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Proses evakuasi dan identifikasi yang dilakukan oleh tim DVI menunjukkan komitmen pemerintah dalam menangani kasus ini dan memberikan keadilan bagi para korban.
Identifikasi Jenazah dan Tantangan Evakuasi
Proses identifikasi jenazah dilakukan dengan teliti dan hati-hati oleh tim DVI. Metode post mortem dan antemortem digunakan untuk memastikan kecocokan data dan identifikasi yang akurat. Hal ini penting untuk memberikan kepastian kepada keluarga korban dan memastikan proses hukum selanjutnya berjalan dengan lancar. Kombes Yusuf Sutejo menekankan pentingnya identifikasi yang akurat untuk memberikan rasa tenang kepada keluarga korban.
Selain proses identifikasi, evakuasi jenazah juga menghadapi sejumlah tantangan. Kondisi geografis yang sulit di wilayah tersebut, terutama di Bingki, Kabupaten Yahukimo, menjadi kendala utama. Banjir yang melanda wilayah tersebut mengakibatkan kesulitan dalam menemukan tempat pendaratan helikopter yang aman untuk evakuasi jenazah. Tim evakuasi harus mencari lokasi alternatif untuk memastikan proses evakuasi dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Terkait dengan jenazah pendulang emas di Kabupaten Pegunungan Bintang, satu jenazah telah berhasil dievakuasi dan tiba di Tanah Merah, ibu kota Kabupaten Boven Digoel. Hal ini menunjukkan adanya koordinasi dan kerja sama yang baik antar instansi terkait dalam menangani kasus ini. Proses evakuasi dan identifikasi akan terus berlanjut hingga semua jenazah berhasil diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga.
Lokasi Penemuan Jenazah dan Kondisi Terkini
Berdasarkan laporan yang diterima, jenazah korban ditemukan di tiga lokasi berbeda di Kabupaten Yahukimo. Dua jenazah ditemukan di Lokasi 22, satu jenazah di Kali Kum, dan lima jenazah lainnya di Bingki. Namun, hingga saat ini, jenazah di Bingki belum berhasil dievakuasi karena kendala banjir yang menghambat pendaratan helikopter. Tim gabungan terus berupaya mencari lokasi pendaratan alternatif untuk menyelesaikan evakuasi jenazah di lokasi tersebut.
Kondisi ini menyoroti kompleksitas operasi penyelamatan dan identifikasi korban di wilayah yang sulit dijangkau. Tantangan geografis dan cuaca menjadi faktor penghambat utama dalam proses evakuasi. Namun, upaya maksimal terus dilakukan oleh tim gabungan untuk memastikan semua jenazah dapat segera dievakuasi dan diidentifikasi.
Setelah proses identifikasi rampung, seluruh jenazah akan diserahkan kepada keluarga masing-masing untuk dimakamkan. Pemerintah berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban dalam menghadapi tragedi ini. Proses identifikasi dan evakuasi yang dilakukan oleh tim DVI menunjukkan komitmen pemerintah dalam menangani kasus ini dan memberikan keadilan bagi para korban.
Proses identifikasi dan evakuasi jenazah korban KKB di Papua ini menunjukkan kesulitan yang dihadapi dalam operasi di daerah terpencil dan kondisi geografis yang menantang. Kerja keras tim DVI dan pihak terkait patut diapresiasi dalam upaya memberikan keadilan bagi para korban dan keluarga mereka.