Tim SAR Gabungan Intensifkan Pencarian ABK Kapal Tanker China yang Hilang di Perairan Pasangkayu
Seorang ABK kapal tanker China hilang di perairan Pasangkayu, Sulawesi Barat, dan Tim SAR gabungan telah melakukan pencarian intensif selama tiga hari, dengan area pencarian mencapai 629 NM persegi.

Seorang ABK kapal tanker asal China dilaporkan hilang di perairan Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat. Kejadian ini bermula pada Selasa, 25 Februari 2024, sekitar pukul 13.28 WITA, saat kapal tanker MV Lady Gwendoline sedang berlayar dari China menuju Australia. Korban, Jiale Zhao (24 tahun), diduga terjatuh dari kapal saat membuang sampah di perairan Selat Makassar. Kapten kapal baru menyadari kehilangan salah satu krunya 18 jam setelah kejadian.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas Mamuju dan unsur lainnya langsung bergerak cepat setelah menerima laporan tersebut. Pencarian dilakukan menggunakan berbagai alat, termasuk KN SAR Parikesit dan RIB 02. Upaya pencarian juga melibatkan empat kapal lain yang berada di sekitar lokasi kejadian. Pencarian dilakukan secara intensif dan terkoordinasi untuk memaksimalkan peluang menemukan korban.
Proses pencarian yang melibatkan berbagai pihak ini menunjukkan komitmen untuk menemukan ABK yang hilang tersebut. Meskipun tantangan berupa luasnya area pencarian di perairan Selat Makassar, tim SAR gabungan tetap bekerja keras dan berharap dapat segera menemukan Jiale Zhao.
Pencarian Intensif di Tiga Area Pencarian
Tim SAR membagi area pencarian menjadi tiga sektor (SRU) untuk mempercepat proses pencarian. SRU I menggunakan MV Lady Gwendoline untuk menyisir area seluas 190 nautical mile (NM) ke arah selatan dari titik dugaan jatuhnya korban. SRU II menggunakan KN SAR Parikesit untuk menyisir area seluas 225 NM dari Pelabuhan Belang-belang ke arah utara. Sementara itu, SRU III menggunakan RIB 02 untuk menyisir area pesisir Kabupaten Mamuju Tengah sejauh 40 NM.
Hingga hari ketiga pencarian, total area yang telah disisir mencapai 629 NM persegi. Rinciannya, 138 NM persegi pada hari pertama, 222 NM persegi pada hari kedua, dan 269 NM persegi pada hari ketiga. Meskipun pencarian belum membuahkan hasil hingga hari ketiga, pencarian akan terus dilanjutkan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mamuju, Mahmud Afandi, menyatakan bahwa pencarian akan dilakukan selama tujuh hari sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Basarnas, terhitung sejak hari pertama laporan hilangnya korban diterima. Hal ini menunjukkan komitmen penuh dari tim SAR dalam upaya pencarian korban.
Luas Area Pencarian dan Tantangan
Luas area pencarian menjadi tantangan tersendiri dalam operasi pencarian dan pertolongan ini. Tim SAR harus menyisir area yang sangat luas di perairan Selat Makassar. Kondisi cuaca dan arus laut juga dapat mempengaruhi proses pencarian. Kendati demikian, tim SAR tetap optimis dan akan terus berupaya maksimal untuk menemukan korban.
Proses pencarian melibatkan berbagai sumber daya dan teknologi untuk memaksimalkan peluang keberhasilan. Koordinasi antar instansi dan pihak terkait juga sangat penting dalam operasi pencarian ini. Semoga upaya pencarian ini segera membuahkan hasil dan korban dapat ditemukan dalam keadaan selamat.
"Berdasarkan laporan dari kapten kapal, kru kapal tanker itu, diduga terjatuh saat membuang sampah," terang Ahmad Afandi.
"Karena hingga hari ketiga upaya pencarian belum membuahkan hasil, pencarian dilanjutkan hari ini," kata Ahmad Afandi.
"Berdasarkan SOP Basarnas, upaya pencarian akan dilakukan selama tujuh hari terhitung sejak hari pertama korban dilaporkan hilang," kata Ahmad Afandi.
Operasi SAR ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Basarnas Mamuju, kapal-kapal di sekitar lokasi, dan tim pencari lainnya. Semoga upaya pencarian ini segera membuahkan hasil yang positif.