TNI AU Ciptakan Perahu dari Ban Bekas untuk Evakuasi Korban Banjir
Satuan Pemeliharaan 72 Depohar 70 TNI AU berhasil menciptakan perahu karet dari ban bekas untuk membantu evakuasi korban banjir di berbagai wilayah rawan bencana, menunjukkan inovasi dan sinergi dalam penanggulangan bencana.

TNI Angkatan Udara (AU) menunjukkan kepeduliannya terhadap penanggulangan bencana banjir dengan menciptakan inovasi terbaru. Satuan Pemeliharaan (Sathar) 72 Depo Pemeliharaan (Depohar) 70 TNI AU berhasil memanfaatkan ban bekas untuk membuat perahu karet guna mengevakuasi korban banjir. Inovasi ini diumumkan pada Senin, 18 Maret 2024, melalui siaran pers resmi TNI AU.
Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan solusi cepat dan efektif dalam evakuasi korban banjir. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, yaitu ban bekas, TNI AU membuktikan komitmennya untuk selalu siap siaga dalam menghadapi bencana alam. Proses pembuatan perahu ini juga menunjukkan sinergi yang kuat antar satuan di lingkungan TNI AU, menunjukkan kerja sama yang solid dalam upaya mitigasi bencana.
Menurut keterangan Ardi dalam siaran pers tersebut, pembuatan 'tubing' atau ban karet pengapung ini merupakan hasil kolaborasi antara Depohar 10 dan Depohar 30. Satu unit 'tubing' mampu mengangkut empat personel. Dengan menggabungkan beberapa 'tubing', perahu karet rakitan ini dapat menampung jumlah korban banjir yang lebih banyak, sehingga mempercepat dan mempermudah proses evakuasi.
Sinergi dan Inovasi dalam Mitigasi Bencana
Pembuatan perahu dari ban bekas ini bukan sekadar solusi inovatif, tetapi juga mencerminkan sinergi yang kuat di antara berbagai satuan di lingkungan TNI AU. Kerja sama antar Depohar 10 dan Depohar 30 dalam menyediakan bahan baku dan keahlian menunjukkan komitmen bersama dalam menghadapi tantangan bencana alam. Inovasi ini juga menunjukkan kemampuan adaptasi dan kreativitas personel TNI AU dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk kepentingan kemanusiaan.
Langkah ini juga menunjukkan efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan sumber daya. Dengan mendaur ulang ban bekas, TNI AU tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga menciptakan alat yang sangat bermanfaat dalam situasi darurat. Hal ini sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan dan penghematan anggaran.
Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi instansi lain dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menciptakan solusi inovatif dalam penanggulangan bencana. Dengan demikian, upaya mitigasi bencana dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
Peran TNI AU dalam Penanggulangan Bencana
Melalui inovasi pembuatan perahu dari ban bekas ini, TNI AU menegaskan komitmennya tidak hanya sebagai penjaga kedaulatan udara, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana alam. Perahu ini direncanakan akan digunakan untuk misi evakuasi korban banjir di daerah-daerah rawan banjir, seperti Dayeuhkolot, Jawa Barat.
Selain perahu dari ban bekas, TNI AU juga memastikan personelnya dilengkapi dengan peralatan evakuasi lainnya yang memadai. Hal ini menunjukkan kesiapan dan kesigapan TNI AU dalam menghadapi berbagai kemungkinan dan tantangan dalam operasi evakuasi korban banjir.
Dengan adanya perahu karet hasil inovasi ini, diharapkan proses evakuasi korban banjir dapat dilakukan dengan lebih cepat, aman, dan efisien. Inovasi ini menjadi bukti nyata kontribusi TNI AU dalam membantu masyarakat menghadapi bencana alam dan menunjukkan komitmennya untuk selalu siap siaga dalam menghadapi berbagai tantangan.
Langkah-langkah yang telah dilakukan TNI AU ini patut diapresiasi dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi instansi lain dalam menghadapi bencana alam. Dengan sinergi dan inovasi, penanggulangan bencana dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga dapat meminimalisir kerugian dan dampak yang ditimbulkan.