TNI dan Warga Bersihkan Puing Pascakonflik di Seram Utara, Jaga Perdamaian Maluku
TNI bersama Polri dan warga Seram Utara bergotong royong membersihkan puing-puing pascakonflik, memperbaiki instalasi air dan listrik, serta menjaga perdamaian Maluku.

Konflik di tiga desa di Seram Utara, Maluku Tengah, telah mengakibatkan kerusakan signifikan. Sebanyak 69 rumah terbakar, menyebabkan 82 kepala keluarga mengungsi. Insiden ini terjadi di Negeri Masihulan, Desa Sawai, dan Desa Rumaholat, dan melibatkan TNI, Polri, dan warga setempat dalam upaya pemulihan.
Sebagai respon atas kejadian tersebut, Kodim 1502/Masohi, bersama Kepolisian dan masyarakat setempat, langsung melakukan kerja bakti membersihkan puing-puing pascakonflik. Kegiatan ini difokuskan pada perbaikan instalasi listrik dan air yang sangat dibutuhkan oleh warga yang terdampak.
Letkol Czi Muhammad Yusuf Aksa, Dandim 1502/Masohi, menyatakan bahwa kerja bakti ini merupakan wujud nyata gotong royong dan kebersamaan dalam memulihkan kondisi pascakonflik. Perbaikan infrastruktur dasar seperti air dan listrik menjadi prioritas utama agar warga dapat menjalankan aktivitas sehari-hari.
Pemulihan Pascakonflik di Seram Utara
TNI dan Polri bahu membahu membersihkan sisa-sisa kerusakan yang ditimbulkan oleh bentrokan antarwarga. Kegiatan ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, menunjukkan semangat persatuan dan kesatuan dalam menghadapi musibah.
Perbaikan instalasi listrik dan air merupakan langkah penting untuk mempermudah kegiatan masyarakat, seperti mandi, cuci, dan kakus (MCK). Akses terhadap fasilitas dasar ini sangat krusial bagi pemulihan kehidupan normal warga.
Dandim 1502/Masohi menekankan pentingnya kerja sama dan semangat gotong royong dalam proses pemulihan ini. Beliau meminta kepada anggota TNI-Polri untuk bekerja dengan tulus dan ikhlas, serta mengajak masyarakat Negeri Masihulan untuk berpartisipasi aktif. "Duka masyarakat Negeri Masihulan adalah duka kita semua," ujar Dandim, seraya mengingatkan pentingnya menjaga keamanan selama kegiatan berlangsung.
Pentingnya Perdamaian dan Kesatuan di Maluku
Sebagai upaya pencegahan konflik berulang, pihak berwenang mendirikan posko pengamanan di perbatasan tiga desa yang terdampak. Langkah ini bertujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan menjaga keamanan wilayah.
Pangdam XV Pattimura, Mayjen TNI Gatot Sri Handoyo, menyampaikan pesan perdamaian kepada masyarakat Maluku. Beliau mengajak seluruh warga untuk bergandeng tangan demi mewujudkan Maluku yang aman dan damai.
Pangdam juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Penting bagi masyarakat untuk mengedepankan rasa saling membantu, saling menjaga, dan saling mendukung, sesuai dengan falsafah hidup orang Maluku: "sagu salempeng patah dua ale rasa beta rasa."
Mayjen TNI Gatot Sri Handoyo menegaskan pentingnya menghormati keberagaman dan perbedaan pandangan. Meskipun latar belakang dan pandangan berbeda, tujuan bersama adalah kehidupan yang damai dan sejahtera. Hal ini menjadi kunci utama dalam menjaga persatuan dan kesatuan di Maluku.
Kerja bakti pascakonflik di Seram Utara tidak hanya membersihkan puing-puing fisik, tetapi juga merekatkan kembali rasa persatuan dan kesatuan masyarakat. Semangat gotong royong dan komitmen bersama untuk perdamaian menjadi kunci utama dalam membangun kembali kehidupan yang lebih baik di wilayah tersebut.