Tokoh Muslim Pertama Diterima Paus Leo XIV: Jalin Dialog Antaragama dan Perdamaian Dunia
Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin, Konselor Mohammed Abdelsalam, menjadi tokoh Muslim pertama yang diterima Paus Leo XIV di Vatikan, membahas dialog antaragama dan perdamaian dunia.

Jakarta, 16 Mei 2024 - Dalam sebuah peristiwa bersejarah, Konselor Mohammed Abdelsalam, Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin (MHM), diterima oleh Paus Leo XIV di Vatikan. Kunjungan ini menandai tonggak penting, karena Abdelsalam menjadi tokoh Muslim pertama yang dijamu oleh Paus Leo XIV. Pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan menghasilkan komitmen bersama untuk memperkuat dialog antaragama serta mendorong perdamaian dunia. Kunjungan ini terjadi di tengah komitmen Paus Leo XIV untuk menyelesaikan konflik bersenjata di berbagai belahan dunia.
Abdelsalam menggambarkan pertemuannya dengan Paus Leo XIV sebagai pengalaman yang luar biasa. Ia mencatat kebijaksanaan dan komitmen Paus dalam memajukan dialog antaragama serta mempromosikan nilai-nilai persaudaraan dan koeksistensi manusia. "Dan komitmennya untuk memajukan dialog antaragama dan mempromosikan nilai-nilai persaudaraan dan koeksistensi manusia," ujar Abdelsalam dalam keterangannya di Jakarta.
Harapan besar menyertai pertemuan bersejarah ini. Abdelsalam berharap Paus Leo XIV akan melanjutkan upaya memperkuat persaudaraan manusia, melanjutkan inisiatif yang telah dirintis oleh Paus Fransiskus dan Grand Syeikh Al Azhar, Imam Akbar Ahmed Al-Tayeb. Kolaborasi antaragama ini dinilai krusial dalam membangun perdamaian dan toleransi global.
Pertemuan Bersejarah: Dialog Antaragama dan Komitmen Perdamaian
Pertemuan antara Konselor Abdelsalam dan Paus Leo XIV tidak hanya sebatas kunjungan kenegaraan. Kedua tokoh tersebut membahas isu-isu krusial terkait perdamaian dunia dan peran penting dialog antaragama dalam mewujudkannya. Paus Leo XIV menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Grand Syeikh Al-Azhar, Imam Akbar Ahmed Al-Tayeb, atas kerja sama yang telah terjalin. Hal ini menunjukkan komitmen bersama dalam membangun dunia yang lebih baik.
Paus Leo XIV menegaskan komitmennya untuk terus bekerja sama dengan Grand Syeikh Al-Azhar dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia yang berlandaskan kasih sayang, toleransi, keadilan, dan perdamaian. Komitmen ini sejalan dengan pernyataan Paus sebelumnya yang menekankan tekadnya untuk menjadi mediator dalam menyelesaikan konflik bersenjata di berbagai negara.
Dalam pertemuan tersebut, kedua tokoh juga merenungkan warisan mendiang Paus Fransiskus dan perjalanan kemanusiaannya yang luar biasa. Hal ini menunjukkan penghormatan dan keberlanjutan komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang telah dirintis oleh pendahulunya.
Paus Leo XIV: Mediator Perdamaian Dunia
Sebelum pertemuan dengan Konselor Abdelsalam, Paus Leo XIV telah menyatakan tekadnya untuk mewujudkan perdamaian dunia. Ia menegaskan kesediaan Takhta Suci untuk menjadi mediator dalam menyelesaikan konflik bersenjata di berbagai wilayah konflik. "Saya akan berusaha sekuat tenaga supaya perdamaian terwujud," kata Sri Paus dalam pertemuan bersama para peserta Jubileum Gereja-Gereja Timur.
Paus Leo XIV menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk aktif terlibat dalam upaya perdamaian. Ia mendorong mereka untuk "bertemu, berbicara, dan bernegosiasi" demi menyelesaikan konflik. Paus mengutip berbagai konflik besar yang terjadi di berbagai belahan dunia, mulai dari Tanah Suci hingga Ukraina, Lebanon, Suriah, Timur Tengah, Tigray (Ethiopia), dan Kaukasus. Ia mengajak umat manusia untuk "bangkit dari kengerian semacam itu".
Pertemuan ini menjadi simbol penting dalam upaya membangun jembatan dialog antaragama dan perdamaian dunia. Komitmen bersama antara Paus Leo XIV dan Konselor Abdelsalam diharapkan dapat menginspirasi pemimpin dunia lainnya untuk turut serta dalam mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan.
Kunjungan ini menandai babak baru dalam hubungan antaragama, khususnya antara Katolik dan Islam. Semoga kerja sama ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia.