Tol Udara: Solusi Pemkab Tolikara Atasi Kelangkaan dan Harga Bapok di Papua Pegunungan?
Pemkab Tolikara mendorong program tol udara untuk menjamin ketersediaan bahan pokok dan mengatasi tingginya harga barang di wilayah Papua Pegunungan.

Pemerintah Kabupaten Tolikara, Papua Pegunungan, tengah berupaya mengatasi permasalahan kelangkaan dan tingginya harga bahan pokok (bapok) di wilayahnya. Apa solusinya? Siapa yang mengusulkan? Di mana program ini akan diterapkan? Kapan usulan ini disampaikan? Mengapa program ini penting? Dan bagaimana mekanisme kerjanya? Jawabannya terletak pada usulan program ‘tol udara’ yang digagas oleh Pemkab Tolikara.
Usulan ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tolikara, Yosua Noak Douw, pada Minggu lalu. Program ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan bapok di Tolikara, yang selama ini menghadapi kendala aksesibilitas dan distribusi barang. Pemkab Tolikara melihat program tol udara sebagai solusi tepat untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi masyarakat.
Dengan kondisi geografis yang menantang di Papua Pegunungan, program tol udara dinilai sebagai alternatif efektif untuk mendistribusikan bapok secara lebih efisien dan terjangkau. Harapannya, program ini tidak hanya menstabilkan harga bapok, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Tolikara.
Program Tol Udara: Harapan Baru Tolikara
Sekda Yosua Noak Douw menyatakan dukungan penuh terhadap program tol udara. Meskipun belum memiliki detail informasi terkait mekanisme program tersebut, Pemkab Tolikara siap berkolaborasi jika ada peluang kerja sama. "Sejauh ini kami belum memperoleh informasi tentang tol udara seperti apa. Tetapi, kalau ada ruang untuk kerja sama itu kami akan melakukannya," katanya.
Douw menekankan pentingnya program tol udara sebagai solusi untuk mengatasi masalah ketersediaan dan harga bapok di Papua Pegunungan, khususnya Tolikara. Menurutnya, terobosan ini sangat dibutuhkan untuk menjamin aksesibilitas barang dan menekan harga yang selama ini cenderung tinggi.
Lebih lanjut, Douw menjelaskan bahwa program tol udara juga diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi disparitas harga antara daerah pesisir dan pedalaman Papua. Dengan adanya program ini, diharapkan harga bapok di Tolikara dapat lebih stabil dan terjangkau bagi masyarakat.
Potensi daerah juga menjadi pertimbangan penting. Bokondini, salah satu distrik di Tolikara, memiliki potensi pertanian yang besar, terutama buah-buahan seperti rambutan, durian, jeruk, buah merah, pisang ambon, dan kacang-kacangan. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung program tol udara melalui sistem barter atau perdagangan.
Subsidi dan Kesejahteraan Masyarakat
Douw berharap, program tol udara akan melibatkan subsidi dari pemerintah pusat, khususnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Subsidi tersebut akan diberikan baik untuk pengiriman bapok ke Tolikara maupun untuk pengiriman hasil pertanian dari Tolikara ke daerah lain.
Dengan adanya subsidi, diharapkan biaya logistik dapat ditekan sehingga harga bapok di Tolikara menjadi lebih terjangkau. Sebaliknya, subsidi untuk pengiriman hasil pertanian Tolikara ke daerah lain diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat.
"Barang yang dikirim dari daerah yang ditunjuk oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI ke Kabupaten Tolikara dengan subsidi. Begitu pula barang dari Kabupaten Tolikara dikirim ke daerah tersebut dengan subsidi penuh, ini sangat baik," ujar Douw.
Ia meyakini bahwa program tol udara, atau alternatifnya gerai maritim, akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Tolikara. Program ini tidak hanya menjamin ketersediaan bapok, tetapi juga membuka akses pasar bagi hasil pertanian lokal.
"Program tol udara atau gerai maritim ini sangat baik karena bukan hanya barang yang dipasok ke Tolikara, tetapi kekayaan pertanian di Tolikara dapat dikirim ke luar daerah maka kesejahteraan masyarakat pasti tercapai," pungkas Douw.
Dengan demikian, program tol udara diharapkan mampu menjadi solusi komprehensif untuk mengatasi permasalahan ekonomi di Tolikara, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mengurangi disparitas ekonomi antara wilayah pesisir dan pedalaman Papua Pegunungan.