TPA Segawe Tinggal 4 Tahun Lagi, Pemkab Tulungagung Percepat Perluasan Lahan Hingga 15 Hektar
Pemerintah Kabupaten Tulungagung mempercepat rencana perluasan TPA Segawe hingga 15 hektar, antisipasi kapasitas penuh pada 2029. Bagaimana strategi pengolahan sampahnya?

Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengambil langkah strategis dengan memulai penyusunan detail engineering design (DED) untuk perluasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Segawe. Inisiatif ini didorong oleh proyeksi bahwa kapasitas TPA saat ini tidak akan memadai untuk menampung volume sampah masyarakat pada tahun 2029. Perluasan ini menjadi prioritas utama demi keberlanjutan pengelolaan sampah di wilayah tersebut.
Menurut Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Tulungagung, Yudha Yanuar Hadi, TPA Segawe saat ini hanya memiliki lahan sekitar 5,5 hektar. Luasan ini dinilai tidak akan mencukupi kebutuhan penampungan sampah di masa mendatang. Oleh karena itu, percepatan proses perluasan menjadi krusial untuk menghindari krisis pengelolaan sampah.
Proses penyusunan DED ini ditargetkan rampung pada tahun 2028, mengingat studi menunjukkan kapasitas eksisting TPA Segawe akan habis pada tahun berikutnya. Rencana ini juga mencakup pemanfaatan lahan milik Perhutani melalui mekanisme pinjam pakai, menunjukkan upaya kolaboratif pemerintah daerah.
Urgensi Perluasan Lahan TPA Segawe
Kapasitas TPA Segawe yang terbatas menjadi alasan utama di balik rencana perluasan ini. Dengan luas 5,5 hektar, TPA tersebut diperkirakan tidak akan mampu menampung sampah yang terus bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini mendorong Pemerintah Kabupaten Tulungagung untuk segera bertindak demi menjaga lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Perluasan TPA Segawe akan memanfaatkan lahan milik Perhutani dengan skema pinjam pakai. Total lahan yang dibutuhkan berkisar antara 5 hingga 15 hektar. Luasan ini tidak hanya diperuntukkan sebagai area penimbunan (landfill) sampah, tetapi juga akan dialokasikan untuk pembangunan fasilitas pengolahan sampah modern.
Jika lahan yang didapat mencapai 15 hektar, lima hektar akan difungsikan sebagai landfill, sementara sisanya akan digunakan untuk fasilitas pengolahan. Ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk tidak hanya menimbun, tetapi juga mengelola sampah secara lebih efektif. Langkah ini diharapkan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Inovasi Pengolahan Sampah Terpadu
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tulungagung merancang sistem pengolahan sampah berbasis jenis. Pendekatan ini bertujuan untuk memaksimalkan nilai guna dari setiap jenis sampah yang masuk ke TPA. Inovasi ini diharapkan mampu mengurangi volume sampah yang berakhir di landfill secara signifikan.
Sampah organik, misalnya, rencananya akan diolah menjadi kompos. Proses ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menghasilkan produk yang bermanfaat untuk pertanian. Sementara itu, sampah plastik memiliki potensi untuk dijadikan bahan pendamping batubara atau bahkan pakan maggot, membuka peluang ekonomi baru.
Konsep pengolahan ini mencerminkan visi jangka panjang Pemkab Tulungagung dalam mengelola limbah. Dengan memisahkan dan mengolah sampah sesuai jenisnya, diharapkan dapat tercipta ekosistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ini juga menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada penimbunan.
Percepatan Proyek dan Tantangan Sebelumnya
Upaya perluasan TPA Segawe merupakan keputusan akhir pemerintah daerah setelah sebelumnya sempat muncul wacana pembangunan TPA baru. Lokasi yang diusulkan adalah Banyuurip, Kalidawir. Namun, rencana tersebut urung dilaksanakan karena adanya penolakan dari warga setempat.
Pembatalan rencana TPA baru ini menjadikan perluasan TPA Segawe sebagai satu-satunya opsi yang realistis dan mendesak. Dengan sisa waktu sekitar empat tahun sebelum kapasitas TPA Segawe benar-benar habis, semua proses terkait perluasan ini dipercepat. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengatasi masalah sampah.
Yudha Yanuar Hadi menegaskan pentingnya percepatan ini untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan sampah jangka panjang di Tulungagung. Keputusan ini diambil setelah melalui berbagai pertimbangan dan studi mendalam. Diharapkan, proyek ini dapat berjalan lancar dan selesai sesuai target waktu yang telah ditetapkan.