Banyuwangi Bangun TPA dan TPST Kapasitas 500 Ton/Hari
Pemerintah Banyuwangi dan Kementerian PUPR akan membangun TPA dan TPST dengan kapasitas 500 ton sampah per hari untuk mengatasi masalah sampah di Banyuwangi, Jawa Timur.
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur akan segera memiliki Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) baru. Fasilitas ini, yang ditargetkan mampu memproses 500 ton sampah per hari, merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tim dari Kementerian PUPR, melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur, telah melakukan peninjauan lokasi pembangunan.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyampaikan apresiasinya atas dukungan pemerintah pusat. Pembangunan TPA dan TPST ini akan memperkuat program pengelolaan sampah yang sudah berjalan di Banyuwangi. Proses pemilihan lokasi dilakukan secara cermat dengan mempertimbangkan berbagai faktor, dan saat ini masih dalam tahap finalisasi bersama kementerian terkait.
Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Guntur Priambodo, menjelaskan bahwa TPA tersebut akan dilengkapi dengan TPST yang menggunakan teknologi pengolahan sampah menjadi bahan bakar (refuse-derived fuel/RDF). Teknologi RDF ini diharapkan dapat meminimalisir limbah sisa pengolahan. Targetnya, pembangunan TPA dengan kapasitas 500 ton per hari ini dilelang tahun ini, sehingga konstruksi bisa dimulai pada akhir 2025 atau awal 2026.
Pembangunan akan dilakukan bertahap. Tahap awal akan fokus pada pembangunan TPST, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan fasilitas lainnya. Banyuwangi sendiri telah memiliki 26 TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) yang tersebar di berbagai kecamatan. Sebagai contoh, TPS3R Balak mampu mengolah 84 ton sampah per hari, melayani 55.491 rumah tangga, sementara TPS3R Muncar rata-rata mengolah 12-25 ton sampah per hari dengan residu hanya 2 ton yang dikirim ke TPA.
Dengan adanya TPA dan TPST baru ini, diharapkan pengelolaan sampah di Banyuwangi akan semakin efektif dan efisien. Teknologi RDF yang diterapkan juga selaras dengan upaya mengurangi dampak lingkungan dari sampah. Pembangunan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dan pusat dalam mengatasi permasalahan sampah di Banyuwangi.
Keberhasilan proyek ini akan berdampak positif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat Banyuwangi. Pengurangan volume sampah yang berakhir di TPA konvensional akan mengurangi polusi dan risiko kesehatan. Selain itu, pemanfaatan teknologi RDF juga berpotensi menciptakan nilai ekonomi baru dari sampah.
Ke depannya, diharapkan kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat terus berlanjut untuk mendukung program pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Banyuwangi. Partisipasi aktif masyarakat juga sangat penting untuk keberhasilan program ini. Dengan pengelolaan sampah yang terintegrasi dan berkelanjutan, Banyuwangi dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengatasi permasalahan sampah.