Tradisi Potong Kebo: Rano Karno Terharu, Ingat Masa Kecil
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, terharu menyaksikan tradisi potong kebo di Ragunan, tradisi yang mengingatkannya pada masa kecil dan nilai kebersamaan masyarakat Betawi.

Tradisi Andilan atau potong kebo, yang diprakarsai sejumlah tokoh Betawi di Agro Edukasi Wisata Ragunan, Jakarta Selatan, pada Sabtu pagi, telah menyentuh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno. Acara ini menghadirkan kembali kenangan masa kecilnya dan nilai-nilai kebersamaan masyarakat Betawi. Rano Karno bahkan sampai meneteskan air mata haru karena tradisi ini mengingatkannya akan kebiasaan keluarganya di masa lalu.
Rano Karno mengungkapkan, "Jujur begitu masuk area ini, mata saya ngembeng (berkaca-kaca), karena teringat waktu zaman kecil. Itulah kami di Jakarta, ya dalam kaitan bukan orang miskin tetapi memang tidak mampu untuk membeli daging," katanya kepada pers di lokasi.
Ia mengingat dengan jelas bagaimana orang tuanya dan warga sekitar bergotong royong menabung untuk membeli seekor kerbau menjelang Lebaran. "Jadi sebulan sebelum Ramadhan orang tua kita sudah menabung buat beli (daging) kerbau," kenang Rano Karno.
Tradisi Andilan Potong Kebo: Pelestarian Budaya Betawi
Rano Karno menekankan pentingnya melestarikan tradisi Andilan Potong Kebo ini. Ia berharap tradisi ini dapat dihidupkan kembali di seluruh wilayah Jakarta. "Jujur sangat bahagia bahwa kita mengangkat kembali tradisi nenek moyang kita. Ini bagian dari tradisi yang tidak bisa dilepaskan. Jadi saya bilang mudah-mudahan 'Andilan Potong Kebo' bisa digelar di enam wilayah supaya masyarakat kita yang di sekitar situ bisa ikut merasakan," ujar putra asli Betawi tersebut.
Dukungan terhadap pelestarian tradisi ini juga datang dari mantan Gubernur Jakarta, Fauzi Bowo. Ia menyambut baik partisipasi Pemprov DKI Jakarta dalam kegiatan tersebut. "Kita angkat kembali yang hampir terlupakan. Yang pasti tidak akan bisa berkesinambungan kalau tidak didukung pemerintah. Alhamdulillah Bang Anung dan Bang Doel punya komitmen yang kuat untuk mengembangkan budaya Betawi," kata Fauzi Bowo, yang akrab disapa Bang Foke.
Bang Foke menjelaskan alasan masyarakat Betawi memilih daging kerbau daripada sapi pada saat Lebaran. Hal ini terkait dengan toleransi beragama, mengingat pada masa lalu banyak masyarakat Hindu di Jakarta yang sangat menghormati sapi. "Ada pertanyaan barangkali kenapa kerbau bukan sapi. Jadi pada saat awalnya itu disini itu masih banyak kepercayaan Hindu. Kan sangat menghormati sapi. Jadi (di Betawi) kerbau saja, itu asal mulanya," jelas Bang Foke.
Rincian Tradisi Potong Kebo
Sebanyak 10 ekor kerbau disembelih dalam tradisi Andilan Potong Kebo ini. Kerbau-kerbau tersebut merupakan sumbangan dari para pejabat di Jakarta. Secara simbolis, kerbau pertama yang disembelih merupakan sumbangan dari Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Tradisi ini bukan hanya sekadar pemotongan hewan ternak, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan kearifan lokal masyarakat Betawi. Kegiatan ini juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk melestarikan budaya Betawi yang hampir punah. Harapannya, tradisi ini akan terus berlanjut dan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Lebaran di Jakarta.