Tragedi Garut: JDS Soroti SOP Pemusnahan Amunisi TNI AD, 13 Nyawa Melayang
Ledakan amunisi TNI AD di Garut menewaskan 13 orang; Jakarta Defense Society (JDS) soroti pentingnya kepatuhan pada SOP dan peran masyarakat sipil.

Ledakan dahsyat yang terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin, 12 Mei 2023, telah merenggut 13 nyawa. Peristiwa ini terjadi saat TNI AD tengah melakukan pemusnahan amunisi di Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD. Korban terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai prosedur keamanan dan keselamatan dalam proses pemusnahan amunisi tersebut.
Co-Founder Jakarta Defense Society (JDS), Ade P Marboen, menyatakan keprihatinannya atas peristiwa ini dan menekankan pentingnya kepatuhan terhadap standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Ia menyoroti dugaan keterlibatan warga sipil dalam pengambilan sisa-sisa besi dari alat peledak yang akan dimusnahkan, yang terlihat dari foto dan video yang beredar di media sosial. Menurut Marboen, pemusnahan amunisi seharusnya dilakukan oleh pihak yang berkompeten dan terlatih, bukan oleh masyarakat awam.
Marboen juga menambahkan bahwa berdasarkan video amatir yang beredar, diduga jenis amunisi yang hendak dimusnahkan adalah kepala ledak/amunisi meriam kaliber 105 mm, model fixed. "'Video amatir yang beredar, juga memberi dugaan jenis amunisi yang hendak dimusnahkan adalah kepala ledak/amunisi meriam kaliber 105 mm, model fixed (selongsong dan proyektil merupakan satu kesatuan sehingga tidak mudah dipisahkan),' katanya menambahkan. 'Juga diduga bahwa kepala ledak itu memiliki tipe High Explosive sementara tipe kepala ledak yang lebih tinggi adalah High Explosive Anti-Tank,' tambah dia." Peristiwa ini, menurutnya, membutuhkan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur TNI AD dalam proses pemusnahan amunisi.
Penyelidikan dan Evaluasi Prosedur Pemusnahan Amunisi
Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa sebelum peledakan, telah dilakukan pengecekan keamanan terhadap personel dan lokasi. Namun, ledakan terjadi saat tim sedang berupaya memusnahkan detonator yang digunakan sebelumnya. "'Pada awal kegiatan secara prosedur telah ada pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan. Semuanya dinyatakan dalam keadaan aman,' kata Brigjen TNI Wahyu. 'Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang,' kata Kadispenad.
JDS menekankan perlunya penyelidikan yang teliti untuk mengungkap penyebab pasti ledakan. Selain itu, evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pemusnahan amunisi TNI AD sangat penting untuk mencegah tragedi serupa di masa mendatang. Protokol keamanan dan keselamatan, serta pembatasan akses publik, harus ditegakkan tanpa kompromi. Peristiwa ini menyoroti perlunya peningkatan pelatihan dan pengawasan dalam penanganan amunisi.
Marboen juga memahami bahwa sebagian masyarakat sipil mungkin terdorong untuk mengambil keuntungan dari sisa-sisa besi, namun ia menekankan pentingnya proses pengambilan tersebut dilakukan setelah proses pemusnahan amunisi selesai dan dinyatakan aman. Hal ini untuk memastikan keselamatan seluruh pihak yang terlibat.
Daftar Korban Ledakan Amunisi di Garut
Ledakan tersebut mengakibatkan 13 orang meninggal dunia. Berikut daftar nama korban:
- Kolonel Cpl Antonius Hermawan
- Mayor Cpl Anda Rohanda
- Agus bin Kasmin
- Ipan bin Obur
- Iyus Ibing bin Inon
- Anwar bin Inon
- Iyus Rizal bin Saepuloh
- Toto
- Dadang
- Rustiawan
- Endang
- Kopda Eri Dwi Priambodo
- Pratu Aprio Setiawan
Peristiwa ini menjadi tragedi yang menyedihkan dan sekaligus menjadi pelajaran berharga bagi TNI AD dan seluruh pihak terkait dalam penanganan amunisi. Pentingnya kepatuhan pada SOP dan prioritas keselamatan harus selalu diutamakan dalam setiap operasi.
Kejadian ini juga menggarisbawahi pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses pemusnahan amunisi. Publik berhak mengetahui hasil penyelidikan dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencegah terulangnya tragedi serupa. Semoga kejadian ini menjadi momentum untuk perbaikan dan peningkatan prosedur keamanan dalam penanganan amunisi di masa depan.