Ledakan Amunisi Garut: 13 Korban Meninggal Dunia Tiba di RSUD Pameungpeuk
Sebanyak 13 korban meninggal akibat ledakan amunisi di Garut telah tiba di RSUD Pameungpeuk, Jawa Barat, untuk proses identifikasi lebih lanjut oleh tim DVI Polri dan TNI.

Ledakan amunisi tidak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin, 12 Mei 2024, telah mengakibatkan 13 orang meninggal dunia. Kejadian ini terjadi saat proses pemusnahan amunisi milik TNI Angkatan Darat dari Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III, Pusat Peralatan TNI AD (Puspalad). Para korban, yang terdiri dari personel TNI dan warga sipil, telah dibawa ke RSUD Pameungpeuk untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, dr. R. Vini Adiani Dewi, membenarkan informasi tersebut. Dalam keterangannya, ia menyatakan bahwa seluruh jenazah korban telah berada di RSUD Pameungpeuk. Namun, hingga saat ini, belum ada rincian pasti mengenai jumlah korban dari unsur TNI dan warga sipil. Proses identifikasi masih menunggu tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri dan TNI yang akan bekerja sama untuk memastikan identitas para korban.
"Jenazah 13 korban sudah berada di RSUD Pameungpeuk, Kabupaten Garut," ujar dr. Vini. "Belum bisa diidentifikasi, masih menunggu pihak TNI dan DVI." Pihak Dinkes Jabar sendiri belum menerima laporan mengenai korban luka-luka, hanya korban meninggal dunia yang telah teridentifikasi.
Identitas Korban Ledakan Amunisi Garut
Berdasarkan informasi yang beredar, identitas para korban yang meninggal dunia antara lain Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Mayor Cpl Anda Rohanda, Agus bin Kasmin, Ipan bin Obur, Iyus Ibing bin Inon, Anwar bin Inon, Iyus Rizal bin Saepuloh, Toto, Dadang, Rustiawan, Endang, Kopda Eri Dwi Priambodo, dan Pratu Aprio Setiawan. Daftar ini masih perlu diverifikasi lebih lanjut oleh tim DVI dan TNI.
Proses identifikasi korban diperkirakan akan memakan waktu, mengingat kondisi jenazah yang mungkin mengalami kerusakan akibat ledakan. Tim DVI akan menggunakan berbagai metode identifikasi, termasuk identifikasi visual, sidik jari, dan DNA, untuk memastikan identitas setiap korban.
Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab pasti ledakan tersebut. Namun, dugaan sementara mengarah pada kesalahan prosedur atau faktor teknis selama proses pemusnahan amunisi. Investigasi menyeluruh akan dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Kronologi dan Penanganan Korban
Ledakan terjadi pada Senin pagi di lokasi pemusnahan amunisi. Tim medis dan evakuasi segera diterjunkan ke lokasi kejadian untuk memberikan pertolongan pertama dan mengevakuasi para korban. Proses evakuasi dan penanganan korban dilakukan dengan cepat dan terkoordinasi dengan baik oleh berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, dan tim medis.
Setelah dievakuasi, seluruh korban meninggal dunia langsung dibawa ke RSUD Pameungpeuk. RSUD Pameungpeuk telah menyiapkan fasilitas dan tenaga medis yang cukup untuk menangani para korban. Proses identifikasi dan autopsi akan dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian secara pasti.
Pemerintah daerah dan pusat telah menyatakan kesiapan untuk memberikan bantuan kepada keluarga korban. Bantuan tersebut meliputi dukungan medis, pemakaman, dan santunan. Proses pendataan dan pemberian bantuan kepada keluarga korban akan dilakukan secara terkoordinasi dan transparan.
Kejadian ini menjadi duka mendalam bagi masyarakat Garut dan Indonesia. Semoga keluarga korban diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini. Proses investigasi yang transparan dan tuntas diharapkan dapat mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Informasi lebih lanjut akan diupdate setelah proses identifikasi selesai dilakukan oleh tim DVI Polri dan TNI.