Komnas HAM Selidiki Ledakan Amunisi Garut: 13 Tewas, Warga Sipil Jadi Korban
Komnas HAM turun tangan selidiki ledakan amunisi di Garut yang menewaskan 13 orang, termasuk warga sipil, dan meminta keterangan berbagai pihak untuk mengungkap penyebab tragedi tersebut.

Ledakan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin, 12 Mei 2023, pukul 09.30 WIB, telah mengakibatkan 13 orang meninggal dunia. Tragedi ini telah menyita perhatian publik dan mendorong Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk melakukan penyelidikan menyeluruh. Korban meninggal terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil. Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai prosedur keamanan dan pengawasan dalam proses pemusnahan amunisi milik TNI AD.
Komnas HAM, sejak Kamis, 15 Mei 2023, telah memulai penyelidikan dengan mengumpulkan keterangan dari berbagai saksi. Anggota Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing, menyatakan bahwa pihaknya telah meminta keterangan dari saksi di lokasi kejadian, aparat pemerintah, dan keluarga korban. Proses penyelidikan ini masih berlangsung dan Komnas HAM berencana untuk meminta keterangan lebih lanjut dari TNI Angkatan Darat, Kodam Siliwangi, Polres Garut, dan Polda Jawa Barat.
Peristiwa ini terjadi saat TNI AD melakukan pemusnahan amunisi di Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD. Menurut keterangan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, prosedur pengecekan keamanan telah dilakukan sebelum proses pemusnahan dimulai dan dinyatakan aman. Namun, ledakan terjadi saat proses pemusnahan detonator, yang digunakan untuk meledakkan lubang tempat amunisi dimasukkan. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan dalam proses pemusnahan amunisi tersebut.
Kronologi dan Penyelidikan Komnas HAM
Berdasarkan keterangan Kadispenad, proses pemusnahan amunisi diawali dengan pembuatan dua lubang sumur. Amunisi dimasukkan ke dalam lubang dan diledakkan menggunakan detonator. Proses ini berjalan dengan lancar. Namun, saat detonator yang telah digunakan akan dimusnahkan dengan cara yang sama, terjadi ledakan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Komnas HAM saat ini tengah menyelidiki secara rinci kronologi kejadian untuk memastikan penyebab utama ledakan dan apakah ada pelanggaran prosedur atau keteledoran yang terjadi.
Penyelidikan Komnas HAM meliputi pengumpulan bukti dan keterangan dari berbagai pihak. Selain keterangan dari saksi mata dan keluarga korban, Komnas HAM juga akan meminta keterangan dari pihak berwenang terkait, termasuk TNI AD dan Kepolisian. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai peristiwa tersebut dan memastikan pertanggungjawaban atas jatuhnya korban jiwa.
Komnas HAM menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses penyelidikan ini. Hasil penyelidikan nantinya diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan memastikan perlindungan hak asasi manusia bagi seluruh warga negara.
Pernyataan Pihak TNI AD
Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menjelaskan bahwa sebelum proses pemusnahan amunisi dimulai, telah dilakukan pengecekan keamanan terhadap personel dan lokasi. Hasil pengecekan menyatakan semuanya dalam keadaan aman. Namun, ledakan terjadi secara tiba-tiba saat proses pemusnahan detonator. TNI AD menyatakan akan bekerja sama sepenuhnya dengan Komnas HAM dalam proses penyelidikan.
Penjelasan dari TNI AD mengenai prosedur keamanan yang telah dilakukan menjadi bagian penting dalam penyelidikan Komnas HAM. Komnas HAM akan mencocokkan keterangan tersebut dengan bukti-bukti lain yang telah dikumpulkan. Hal ini untuk memastikan apakah prosedur keamanan telah dijalankan secara benar dan efektif atau ada celah yang perlu diperbaiki.
TNI AD juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Mereka berkomitmen untuk bertanggung jawab atas kejadian ini dan akan memberikan dukungan kepada keluarga korban yang terkena dampak.
Proses pemusnahan amunisi ini seharusnya dilakukan dengan prosedur yang sangat ketat untuk meminimalisir risiko kecelakaan. Kejadian ini menyoroti pentingnya evaluasi dan peningkatan prosedur keamanan dalam penanganan amunisi untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.
Kesimpulan
Ledakan amunisi di Garut yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa menjadi sorotan utama. Komnas HAM berkomitmen untuk menyelidiki secara menyeluruh dan transparan untuk mengungkap penyebab kejadian dan memastikan pertanggungjawaban. Proses penyelidikan melibatkan pengumpulan keterangan dari berbagai pihak, termasuk TNI AD dan keluarga korban. Hasil penyelidikan diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk mencegah kejadian serupa dan memastikan perlindungan hak asasi manusia.