Tragedi Ledakan Amunisi Garut: DPR Minta TNI-Polri Transparan
Anggota DPR Lola Nelria Oktavia mendesak TNI-Polri transparan dalam menangani ledakan amunisi di Garut yang menewaskan 13 orang, meminta evaluasi sistem keamanan pengelolaan amunisi agar tragedi serupa tak terulang.

Ledakan dahsyat saat pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin, 12 Mei 2024, telah menewaskan 13 orang, termasuk empat prajurit TNI. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB dan mengakibatkan kepanikan serta duka mendalam bagi masyarakat sekitar. Insiden ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai prosedur keamanan dan pengawasan dalam pengelolaan amunisi milik TNI Angkatan Darat yang berasal dari Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III, Pusat Peralatan TNI AD (Puspalad).
Menanggapi tragedi tersebut, Anggota Komisi III DPR RI, Lola Nelria Oktavia, angkat bicara. Ia mendesak TNI dan Polri untuk transparan dalam penanganan kasus ini. "TNI dan Polri diharapkan dapat memberikan transparansi dalam penanganan kasus ini, sekaligus memperbaiki sistem keamanan dalam pengelolaan amunisi. Jangan sampai kejadian serupa terulang atau terjadi di tempat lain," tegas Lola dalam keterangan tertulisnya.
Sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan Jawa Barat XI (Garut, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya), Lola mengaku telah berkoordinasi dengan kepolisian setempat. Ia mempertanyakan prosedur pemusnahan amunisi yang dinilai kurang matang, mengingat jarak lokasi kejadian dengan Polres Garut cukup jauh, sekitar 3 jam perjalanan. "Seharusnya sudah ada pertimbangan yang matang, termasuk dalam hal pengalaman penyelenggaraan kegiatan yang mempertimbangkan keamanan dan keselamatan masyarakat," tambahnya.
Desakan Transparansi dan Investigasi
Lola Nelria Oktavia menekankan pentingnya transparansi dalam proses investigasi. Ia meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak berspekulasi sebelum hasil investigasi resmi keluar. "Mari kita tunggu hasil investigasi resmi untuk memastikan keadilan bagi para korban. Tidak perlu ada spekulasi yang terlalu dini atas peristiwa ini," ujarnya. Ia juga menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban dan berharap agar para korban luka mendapatkan perawatan terbaik.
Legislator tersebut juga menyampaikan harapannya agar kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. "Tragedi di Garut ini menyisakan luka mendalam, baik bagi keluarga korban maupun masyarakat luas," ucapnya. Ia menambahkan doa agar para korban meninggal mendapat husnul khotimah dan mendoakan kesembuhan bagi para korban luka.
Lebih lanjut, Lola berharap agar pemerintah dan pihak terkait dapat segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan dan prosedur pemusnahan amunisi. Hal ini penting untuk mencegah terulangnya tragedi serupa di masa mendatang. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci penting dalam mengungkap penyebab kejadian dan memastikan keadilan bagi para korban.
Kronologi dan Data Korban
Berdasarkan informasi yang beredar, ledakan terjadi saat proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa. TNI telah membenarkan bahwa sebanyak 13 orang meninggal dunia, termasuk empat prajurit TNI. Seluruh korban telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk untuk proses autopsi dan pemulasaraan jenazah. Amunisi yang dimusnahkan merupakan milik TNI Angkatan Darat dari Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III, Pusat Peralatan TNI AD (Puspalad).
Kejadian ini menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keamanan dalam penanganan amunisi. Jarak lokasi pemusnahan dengan Polres Garut yang cukup jauh seharusnya menjadi pertimbangan dalam merencanakan kegiatan tersebut. Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dan keamanan masyarakat dalam setiap kegiatan yang berpotensi menimbulkan risiko.
Proses investigasi yang transparan dan akuntabel sangat penting untuk mengungkap penyebab pasti ledakan dan memastikan bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban. Hal ini juga akan memberikan rasa keadilan bagi keluarga korban dan mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa depan.
Semoga hasil investigasi dapat segera diumumkan dan langkah-langkah perbaikan dapat segera diterapkan untuk mencegah tragedi serupa di kemudian hari. Doa dan dukungan untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkan tetap diperlukan.