Tragedi Kebakaran Kapal Lamongan: Tiga ABK Meninggal, Satu Masih Hilang
Kebakaran dua kapal di perairan Lamongan mengakibatkan tiga korban meninggal dan satu masih dalam pencarian, sementara 17 lainnya berhasil selamat.

Tragedi kebakaran dua kapal, tugboat Roselyne 08 dan kapal tongkang tanker MT Ronggolawe, di perairan utara Lamongan pada Kamis (13/3) pukul 06.17 WIB, telah menelan tiga korban jiwa. Satu korban lainnya masih dalam proses pencarian intensif oleh tim SAR gabungan. Kejadian ini melibatkan 21 Anak Buah Kapal (ABK) dari kedua kapal tersebut, dengan 17 ABK berhasil diselamatkan.
Insiden yang terjadi di Desa Kemantren, Kecamatan Paciran, Lamongan ini diduga dipicu oleh korsleting mesin di kapal tanker MT Ronggolawe yang kemudian merambat ke tugboat Roselyne 08 yang berada di dekatnya. Api yang berkobar hebat disertai ledakan, mengakibatkan sejumlah ABK terjebak dan mengalami luka-luka. Proses evakuasi dan pencarian korban dilakukan secara intensif oleh tim SAR gabungan dari berbagai instansi.
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Surabaya, Nanang Sigit, membenarkan informasi tersebut saat dikonfirmasi di Lamongan pada Jumat (14/3). Ia menjelaskan bahwa korban ketiga ditemukan meninggal dunia pada Kamis (13/3) pukul 18.06 WIB di sisi lambung kanan MT Ronggolawe. Korban langsung dievakuasi dan dibawa ke RSUD dr. Soegiri Lamongan untuk proses identifikasi.
Pencarian Korban Masih Berlanjut
Tim SAR gabungan terus berupaya maksimal dalam melakukan pencarian satu korban yang masih hilang. Meskipun pencarian telah dilakukan secara intensif, hingga Jumat (14/3), hasilnya masih nihil. Upaya pencarian melibatkan berbagai peralatan dan teknologi untuk mempercepat proses pencarian korban yang masih belum ditemukan.
Proses identifikasi terhadap korban meninggal dunia juga terus dilakukan untuk memastikan identitas dan memberikan kepastian kepada keluarga korban. Kerja sama dengan pihak rumah sakit dan kepolisian setempat sangat penting dalam proses identifikasi ini.
Basarnas Surabaya berkomitmen untuk terus berupaya maksimal dalam pencarian korban yang masih hilang. Mereka mengerahkan seluruh sumber daya dan kemampuan untuk memastikan seluruh korban dapat ditemukan.
Kronologi dan Penyebab Kebakaran
Kapal MT Ronggolawe, yang berkapasitas 300 deadweight tonnage (DT) dan mengangkut bahan bakar minyak (BBM) serta batu bara, membawa 11 ABK. Sementara kapal tugboat Roselyne 08 membawa 10 ABK. Total 21 ABK berada di kedua kapal tersebut saat kejadian.
Dugaan sementara, kebakaran dipicu oleh korsleting listrik pada mesin kapal MT Ronggolawe. Api dengan cepat menyebar dan membakar kedua kapal. Ledakan yang terjadi menambah keparahan insiden dan menyulitkan proses evakuasi.
Investigasi lebih lanjut akan dilakukan untuk memastikan penyebab pasti kebakaran dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Penyelidikan akan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk pihak berwenang dan ahli di bidang kelautan.
Dampak dan Langkah Antisipasi
Kejadian ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Lamongan. Pemerintah daerah dan instansi terkait memberikan dukungan dan bantuan kepada korban dan keluarga yang berduka. Proses pemulihan pasca-kebakaran juga akan dilakukan untuk meminimalisir dampak lingkungan.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah perlu meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan rutin terhadap kelaikan kapal-kapal yang beroperasi di perairan Indonesia. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa mendatang. Perlu juga dilakukan sosialisasi dan pelatihan keselamatan bagi para ABK untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat.
Tragedi ini menjadi pengingat penting akan pentingnya keselamatan dan keamanan dalam pelayaran. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk senantiasa memprioritaskan keselamatan dan keamanan di laut.