Tragedi Longsor Blitar: Dua Penambang Pasir Tewas Tertimbun
Dua penambang pasir di Blitar tewas tertimbun longsor tebing setinggi 50 meter di Sungai Kaliputih, Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, setelah berupaya membuat lubang untuk menambang pasir.

Blitar, 18 Februari 2024 - Sebuah tragedi longsor di Blitar, Jawa Timur, telah merenggut dua nyawa penambang pasir tradisional. Kedua korban ditemukan tewas setelah tertimbun longsoran tebing setinggi 50 meter di Sungai Kaliputih, Desa Karangrejo, Kecamatan Garum. Proses evakuasi yang melibatkan tim gabungan dari kepolisian, TNI, BPBD, SAR, dan relawan akhirnya berhasil menemukan kedua jenazah setelah pencarian intensif selama dua hari.
Korban Longsor Blitar Ditemukan
Ipda Putut Siswahyudi, Kepala Sub-Seksi Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi Media (PIDM) Seksi Humas Polres Blitar, membenarkan penemuan kedua korban. "Telah dilakukan evakuasi di hari kedua. Korban berjumlah dua orang dan satu korban sudah dievakuasi di hari pertama pencarian. Keduanya meninggal dunia," jelasnya pada Selasa, 18 Februari 2024. Korban pertama yang ditemukan adalah Rohman, warga Desa Modangan, Kecamatan Nglegok. Sedangkan korban kedua, Nur Kholis (45), warga Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, ditemukan pada hari kedua pencarian.
Jenazah Nur Kholis dievakuasi dari lokasi kejadian menuju rumah duka di Desa Penataran dengan pengawalan mobil Backbone Polsek Garum. Sebelumnya, jenazah telah diperiksa dan diidentifikasi oleh petugas kesehatan dan Tim Identifikasi Polres Blitar.
Kronologi Kejadian Longsor
Peristiwa nahas ini bermula pada Minggu, 16 Februari 2024. Kedua korban, yang bekerja sebagai penambang pasir tradisional, sedang membuat lubang di aliran sungai untuk menambang pasir. Lokasi mereka bekerja berjarak sekitar 30 meter dari tebing yang kemudian longsor. Saat sedang menaikkan pasir dari dalam lubang, tebing setinggi 50 meter tiba-tiba runtuh dan menimbun mereka.
Warga sekitar yang melihat kejadian tersebut langsung melaporkan dan membantu pencarian. Namun, karena kondisi lokasi yang sulit dan material longsor berupa pasir dan batu, pencarian membutuhkan waktu dan upaya yang cukup besar. Komandan Tim Basarnas Pos SAR Trenggalek, Yoni Fariza, menyatakan bahwa kendala utama dalam pencarian adalah lokasi yang sempit sehingga alat berat sulit diakses.
Pencarian dan Evakuasi
Proses pencarian dan evakuasi melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, BPBD Kabupaten Blitar, SAR, dan relawan. Tim gabungan bekerja keras menghadapi medan yang sulit dan material longsor yang berupa pasir dan batu. Yoni Fariza menekankan pentingnya kehati-hatian bagi tim penyelamat mengingat kondisi lokasi yang berbahaya.
Tragedi ini menyoroti bahaya pekerjaan penambangan tradisional yang rentan terhadap kecelakaan. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk selalu mengutamakan keselamatan kerja dan memperhatikan potensi bahaya di lingkungan sekitar.
Kesimpulan
Kejadian longsor di Blitar ini menjadi tragedi yang menyedihkan dan mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan kerja, terutama dalam pekerjaan yang berisiko tinggi seperti penambangan tradisional. Semoga keluarga korban diberikan ketabahan dan kekuatan.