Tragedi Longsor di Banjarbaru: Pendulang Intan Tewas Tertimbun
Ahmad Humaidi (45), seorang pendulang intan, tewas tertimbun longsor di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Minggu sore. BPBD Banjarbaru dan relawan berhasil mengevakuasi korban setelah beberapa jam pencarian.

Seorang pendulang intan, Ahmad Humaidi (45), ditemukan tewas tertimbun tanah longsor di Jalan Ujung Muruh RT33 Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Minggu (18/5) sore sekitar pukul 16.00 WITA. Kejadian ini mengungkap bahaya yang mengintai para pencari intan di lokasi yang labil secara geologis. Proses evakuasi yang melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarbaru dan relawan gabungan berlangsung hingga beberapa jam kemudian.
Kepala BPBD Banjarbaru, Zaini, menjelaskan kronologi kejadian. Ia menyatakan bahwa tanah galian tempat korban mendulang intan longsor karena kondisi tanah yang labil. "Korban tertimbun tanah longsor pada kedalaman 15 meter," ujar Zaini dalam keterangannya di Banjarbaru, Minggu. Warga sekitar yang menyaksikan kejadian langsung melakukan upaya pencarian dengan menggali tanah yang diduga menimbun korban.
Upaya evakuasi yang dilakukan oleh warga dibantu relawan gabungan akhirnya membuahkan hasil sekitar pukul 18.00 WITA. Korban ditemukan dalam kondisi telah meninggal dunia. "Korban ditemukan berjumlah satu orang dalam kondisi telah meninggal dunia dan langsung diantar ke rumah korban atas permintaan dari pihak keluarga," tambah Zaini. Kejadian ini menyoroti pentingnya keselamatan kerja dan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam di lokasi pertambangan tradisional.
Evakuasi Korban Longsor di Banjarbaru
Proses evakuasi korban longsor melibatkan berbagai pihak. BPBD Kota Banjarbaru mengerahkan satu unit rescue dan berkoordinasi dengan Polsek Cempaka, MPB Sungai Tiung, dan relawan gabungan. Kerja sama antar instansi dan masyarakat ini menjadi kunci keberhasilan evakuasi meskipun korban ditemukan dalam kondisi yang tidak dapat diselamatkan.
BPBD Banjarbaru juga melakukan observasi dan pengumpulan data terkait kejadian ini. Langkah ini penting untuk memahami penyebab longsor dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Analisis geologi lokasi pertambangan perlu dilakukan untuk memastikan keselamatan para pendulang intan.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya memperhatikan faktor keselamatan kerja di lokasi pertambangan tradisional. Perlu adanya edukasi dan pengawasan yang lebih ketat untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja bagi para pendulang.
Langkah-langkah Pencegahan Bencana di Lokasi Pendulangan
Kejadian longsor di lokasi pendulangan intan ini menyoroti pentingnya langkah-langkah pencegahan bencana. Evaluasi terhadap kondisi geologis lokasi pertambangan perlu dilakukan secara berkala. Sistem peringatan dini juga perlu diimplementasikan untuk memberikan peringatan kepada para pendulang jika terjadi potensi bahaya.
Selain itu, perlu adanya pelatihan dan edukasi bagi para pendulang intan mengenai teknik penambangan yang aman dan prosedur keselamatan kerja. Penting juga untuk memastikan bahwa para pendulang memiliki peralatan keselamatan yang memadai.
Pemerintah daerah juga perlu berperan aktif dalam mengawasi aktivitas pendulangan intan dan memastikan bahwa aktivitas tersebut dilakukan sesuai dengan standar keselamatan yang telah ditetapkan. Kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan para pendulang intan sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Kejadian ini menjadi duka bagi keluarga korban dan masyarakat Banjarbaru. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan keselamatan dan mitigasi bencana.