Transaksi LCT Melonjak Drastis: Tembus 11,7 Miliar Dolar AS di Semester I 2025, Ini Pemicunya!
Bank Indonesia dan Satgasnas LCT mencatat nilai transaksi Local Currency Transaction (LCT) mencapai 11,7 miliar dolar AS di semester I 2025. Peningkatan drastis ini didorong oleh berbagai strategi.

Bank Indonesia (BI) bersama sembilan kementerian/lembaga yang tergabung dalam Satuan Tugas Nasional (Satgasnas) LCT mengumumkan pencapaian gemilang. Nilai transaksi Local Currency Transaction (LCT) mencapai 11,7 miliar dolar AS pada semester I 2025. Angka ini melonjak signifikan dibandingkan periode sebelumnya, menunjukkan tren positif yang kuat.
Peningkatan drastis ini merefleksikan keberhasilan upaya pemerintah dalam mendorong penggunaan mata uang lokal. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Selain itu, inisiatif ini juga bertujuan memitigasi risiko volatilitas nilai tukar global yang kerap terjadi.
Capaian positif ini didukung oleh sinergi kuat antarotoritas dan mitra strategis. Penyesuaian kebijakan insentif serta sosialisasi yang terencana juga berperan besar. Seluruh pihak berkomitmen untuk terus memperluas pemanfaatan LCT di berbagai sektor.
Peningkatan Signifikan dan Strategi Penguatan LCT
Laporan Bank Indonesia menunjukkan peningkatan drastis transaksi LCT. Nilainya mencapai 11,7 miliar dolar AS hingga pertengahan tahun 2025. Angka ini jauh melampaui 4,702 miliar dolar AS yang tercatat pada semester I 2024.
Rata-rata jumlah nasabah LCT juga tumbuh signifikan sekitar 45 persen dibandingkan tahun sebelumnya. LCT sendiri merupakan penyelesaian transaksi secara bilateral antarnegara. Prosesnya menggunakan mata uang masing-masing negara mitra.
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menegaskan komitmen Satgasnas LCT. Mereka akan terus mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara. Ini demi memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah dinamika global.
Perkembangan positif ini sejalan dengan komitmen dan konsistensi Satgasnas LCT. Upaya tersebut meliputi penguatan sinergi antarotoritas dan mitra strategis. Penyesuaian kebijakan insentif serta sosialisasi terarah kepada pelaku usaha ekspor-impor juga terus dilakukan.
Perluasan Jangkauan dan Mitra LCT
Capaian transaksi LCT didukung oleh upaya menjangkau pemanfaatan yang lebih luas. Ini termasuk perluasan partisipan Bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD). Pemanfaatan LCT kini merambah berbagai sektor dan wilayah di Indonesia.
Perluasan kerja sama LCT terus dilakukan dengan penambahan negara mitra baru. Korea Selatan resmi bergabung pada September 2024. Uni Emirat Arab menyusul pada Januari 2025, menandai perluasan jangkauan yang signifikan.
Kerja sama dengan mitra eksisting seperti Malaysia dan Thailand juga terus diperkuat. Cakupan transaksi diperluas untuk mendukung investasi portofolio yang mulai diimplementasikan Maret 2025. Penandatanganan MoU penguatan LCT dengan Tiongkok juga telah dilakukan untuk mempererat kemitraan.
Dampak dan Komitmen LCT untuk Stabilitas Ekonomi Nasional
Perluasan penggunaan mata uang lokal diharapkan berkontribusi nyata. Ini akan memperkuat stabilitas makroekonomi nasional secara signifikan. Selain itu, LCT memitigasi risiko volatilitas nilai tukar yang bersumber dari dinamika global.
Ke depan, kementerian/lembaga anggota Satgasnas LCT akan semakin memperkuat koordinasi. Mereka juga menyelaraskan program kerja lintas sektor. Ini termasuk asesmen, survei berkala, dan pertukaran data untuk mengoptimalkan implementasi LCT.
Dalam Pertemuan Komite Kerja Tingkat Deputi Satgasnas LCT di Bank Indonesia, rencana strategis disepakati. Program kerja hingga tahun 2026 telah ditetapkan. Ini menunjukkan komitmen jangka panjang dalam pengembangan LCT.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan, menyoroti peran penting LCT. Ini dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah dinamika global maupun domestik. Pemerintah terus berupaya melalui berbagai kebijakan mitigasi risiko.
Ferry turut mengajak kementerian/lembaga berkomitmen mendorong perluasan LCT. Terutama pada sektor ekonomi potensial seperti pertambangan, mineral, migas, pertanian, dan agroindustri. Hal ini untuk memaksimalkan dampak positif LCT bagi perekonomian nasional.