Transisi Energi Kaltim: Limbah Sawit Ubah Polusi Jadi Listrik dan Hemat Miliaran Rupiah
Kalimantan Timur serius garap transisi energi. Pemanfaatan limbah sawit tak hanya hasilkan listrik, tapi juga hemat miliaran rupiah dan kurangi polusi. Bagaimana caranya?

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) secara proaktif mengembangkan transisi energi melalui pemanfaatan limbah kelapa sawit. Inisiatif ini bertujuan mengubah limbah menjadi sumber energi baru terbarukan (EBT) yang berkelanjutan. Upaya ini merupakan bagian dari komitmen daerah untuk energi bersih.
Analis Kebijakan EBT Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim, Syamsuddin, menjelaskan potensi besar limbah sawit. Limbah padat seperti cangkang dapat diolah menjadi biomassa untuk pembangkit listrik. Sementara itu, limbah cair atau Palm Oil Mill Effluent (POME) menghasilkan gas metana yang bisa diubah menjadi biogas.
Pemanfaatan limbah sawit ini tidak hanya mendukung kemandirian energi, tetapi juga memberikan dampak positif pada lingkungan dan ekonomi. Konsep ini mengubah polutan menjadi sumber daya berharga. Langkah strategis ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.
Potensi Limbah Sawit sebagai Sumber Energi Terbarukan
Limbah kelapa sawit memiliki dua bentuk utama yang berpotensi besar sebagai sumber energi. Pertama, limbah padat berupa cangkang sawit, yang dapat diubah menjadi biomassa. Biomassa ini berfungsi sebagai bahan bakar alternatif untuk pembangkit listrik, mengurangi ketergantungan pada batu bara.
Saat ini, sebagian besar pemanfaatan biomassa dari cangkang sawit masih terbatas untuk kebutuhan internal perusahaan. Namun, potensi untuk skala yang lebih besar sangat terbuka. Pemerintah terus mendorong agar pemanfaatan ini dapat diperluas untuk pasokan energi publik.
Potensi kedua berasal dari limbah cair kelapa sawit, atau yang dikenal sebagai Palm Oil Mill Effluent (POME). POME yang ditampung dan diurai akan menghasilkan gas metana. Gas metana ini kemudian dapat ditangkap dan dimanfaatkan sebagai biogas, menjadi sumber energi yang efisien.
Pemanfaatan POME menawarkan manfaat ganda, terutama dari sisi lingkungan. Gas metana merupakan gas rumah kaca yang sangat berbahaya dan berkontribusi pada pencemaran udara. Dengan menangkap dan mengubahnya menjadi energi, Kaltim tidak hanya menghasilkan listrik tetapi juga mengurangi emisi gas berbahaya.
Keberhasilan Implementasi dan Dampak Ekonomi
Salah satu contoh nyata keberhasilan pemanfaatan limbah sawit adalah PT Dharma Satya Nusantara (DSN) di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur. Perusahaan ini telah mengimplementasikan teknologi pengolahan POME menjadi biogas. Inovasi ini membuktikan bahwa limbah dapat menjadi aset berharga.
PT DSN berhasil mencatat penghematan biaya operasional yang signifikan berkat pemanfaatan biogas ini. Syamsuddin mengungkapkan bahwa pada kunjungan tahun 2023, sekitar 75 persen kendaraan operasional PT DSN telah menggunakan biogas. Hal ini menunjukkan efisiensi luar biasa dari transisi energi.
Menurut perusahaan, langkah ini mampu menghemat hingga Rp7 miliar per tahun dibandingkan dengan penggunaan solar. Angka ini menunjukkan potensi ekonomi yang besar dari pemanfaatan limbah sawit. Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi perusahaan sawit lainnya untuk mengadopsi praktik serupa.
Sinergi untuk Elektrifikasi Masyarakat
Sejalan dengan dorongan pemerintah provinsi, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) juga aktif dalam mempersiapkan pemanfaatan EBT dari limbah sawit. Tujuannya adalah untuk mengalirkan listrik yang dihasilkan kepada masyarakat. Ini merupakan langkah strategis untuk pemerataan akses energi.
Kepala Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Pemkab Kutim, Arif Nur Wahyuni, menyatakan pihaknya memfasilitasi skema kerja sama antara PLN dan perusahaan sawit. Kolaborasi ini dirancang untuk memaksimalkan potensi energi yang ada. Sinergi antara pemerintah daerah dan swasta menjadi kunci.
Target utama dari kerja sama ini adalah memenuhi kebutuhan listrik di 22 dari 141 desa di Kutim yang hingga kini belum tersentuh layanan listrik. Potensi energi tersembunyi dalam limbah cair sawit tidak hanya mampu menghasilkan listrik, tetapi juga mendukung agenda transisi energi nasional.
Arif menegaskan bahwa inisiatif ini adalah "masa depan energi hijau." Pemanfaatan limbah sawit sebagai sumber energi bersih tidak hanya mengatasi masalah limbah tetapi juga menyediakan solusi listrik bagi daerah terpencil. Ini merupakan langkah progresif menuju kemandirian energi berkelanjutan.