Trivia: Turun 29 Ribu Orang! Angka Kemiskinan Sumsel Capai 10,15 Persen, Target Satu Digit Kian Dekat
Angka Kemiskinan Sumsel menunjukkan tren positif, turun signifikan menjadi 10,15 persen pada Maret 2025. Apa saja faktor kunci di balik capaian fantastis ini?

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengumumkan kabar baik terkait penurunan angka kemiskinan di wilayah tersebut. Pada Maret 2025, persentase penduduk miskin tercatat sebesar 10,15 persen. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan periode September 2024 yang mencapai 10,51 persen.
Penurunan ini berarti sebanyak 29 ribu orang berhasil keluar dari garis kemiskinan dalam kurun waktu enam bulan terakhir. Capaian positif ini menjadi langkah penting bagi Sumsel dalam mendekati target satu digit angka kemiskinan. Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, menyatakan bahwa upaya ini membutuhkan anggaran besar dan kerja keras.
Berbagai faktor krusial disebut sebagai pendorong utama penurunan angka kemiskinan yang fantastis ini. Kebijakan pemerintah daerah dan kondisi ekonomi makro turut berkontribusi pada hasil yang menggembirakan tersebut. Ini menunjukkan sinergi yang efektif antara program pemerintah dan kondisi pasar yang kondusif.
Faktor Pendorong Penurunan Angka Kemiskinan
Penurunan angka kemiskinan di Sumsel pada triwulan pertama 2025 dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Salah satunya adalah melimpahnya produksi gabah di wilayah tersebut. Produksi yang tinggi ini secara langsung meningkatkan pendapatan petani, terutama di daerah pedesaan, sehingga mengurangi kerentanan mereka terhadap kemiskinan.
Selain itu, kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah juga memberikan dampak positif yang signifikan. HPP yang lebih tinggi memastikan petani mendapatkan harga yang layak untuk hasil panen mereka, yang pada gilirannya meningkatkan daya beli dan kesejahteraan keluarga petani. Kondisi ini secara langsung berkontribusi pada penurunan persentase kemiskinan.
Tingginya harga komoditas ekspor dari Sumsel turut menjadi pendorong penting. Peningkatan harga komoditas seperti karet dan kelapa sawit berdampak pada peningkatan pendapatan sektor perkebunan dan industri terkait. Kondisi ini menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan sirkulasi ekonomi di daerah, membantu masyarakat keluar dari garis kemiskinan.
Tak hanya itu, sejumlah kebijakan subsidi dan program diskon dari pemerintah juga berperan besar. Program-program ini membantu meringankan beban pengeluaran masyarakat, terutama untuk kebutuhan pokok. Dengan demikian, daya beli masyarakat tetap terjaga, dan risiko jatuh ke dalam kemiskinan dapat diminimalisir secara efektif.
Langkah Positif Menuju Target Satu Digit
Capaian penurunan angka kemiskinan di Sumatera Selatan ini merupakan langkah positif yang mendekatkan wilayah tersebut pada target satu digit. Pemerintah daerah telah lama menargetkan persentase kemiskinan di bawah 10 persen, dan data terbaru ini menunjukkan bahwa target tersebut semakin realistis untuk dicapai dalam waktu dekat.
Moh Wahyu Yulianto menegaskan bahwa menurunkan angka kemiskinan membutuhkan upaya dan anggaran yang sangat besar. Oleh karena itu, capaian pengurangan 29 ribu orang dari garis kemiskinan dalam enam bulan terakhir dianggap sebagai hasil yang cukup fantastis. Ini mencerminkan efektivitas program dan kebijakan yang telah dijalankan.
Keberhasilan ini juga menjadi indikator bahwa strategi pembangunan ekonomi dan program kesejahteraan sosial di Sumsel berjalan sesuai harapan. Dengan terus menjaga stabilitas harga komoditas, meningkatkan produktivitas pertanian, dan memperluas jangkauan program bantuan sosial, Sumsel optimis dapat mencapai target kemiskinan satu digit. Ini akan berdampak positif pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.