Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kabar Gembira! Tingkat Pengangguran di Kaltim Menurun Drastis
Kabar Gembira! Tingkat Pengangguran di Kaltim Menurun Drastis

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kalimantan Timur (Kaltim) terus menurun signifikan dari tahun ke tahun, menunjukkan peningkatan positif dalam penciptaan lapangan kerja.

Pertumbuhan Ekonomi Kalsel Capai 5,5 Persen di 2024, IPM dan Penurunan Kemiskinan Juga Meningkat
Pertumbuhan Ekonomi Kalsel Capai 5,5 Persen di 2024, IPM dan Penurunan Kemiskinan Juga Meningkat

Perekonomian Kalimantan Selatan tumbuh positif sebesar 5,5 persen di tahun 2024, ditandai pula dengan peningkatan IPM dan penurunan angka kemiskinan, serta Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang lebih rendah dari rata-rata nasional.

Strategi Jitu Tekan Kemiskinan Perkotaan: Tantangan & Solusi
Strategi Jitu Tekan Kemiskinan Perkotaan: Tantangan & Solusi

BPS mencatat penurunan angka kemiskinan perkotaan di Indonesia pada September 2024, namun berbagai tantangan seperti urbanisasi dan biaya hidup tinggi masih perlu diatasi dengan strategi komprehensif dan berkelanjutan.

BPS Kaltara: Ketimpangan Pendapatan Menurun, Distribusi Lebih Merata
BPS Kaltara: Ketimpangan Pendapatan Menurun, Distribusi Lebih Merata

Badan Pusat Statistik Kalimantan Utara (BPS Kaltara) melaporkan penurunan ketimpangan pengeluaran penduduk pada September 2024, ditunjukkan oleh Gini Rasio yang lebih rendah dan peningkatan persentase pengeluaran kelompok 40% penduduk terbawah.

Sulawesi Tengah Sukses Tekan Angka Kemiskinan: Kolaborasi Jadi Kunci
Sulawesi Tengah Sukses Tekan Angka Kemiskinan: Kolaborasi Jadi Kunci

Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, mengapresiasi penurunan angka kemiskinan signifikan dan mengajak seluruh pihak untuk memperkuat kolaborasi demi mewujudkan Sulawesi Tengah yang lebih sejahtera.

BPS: 4 Faktor Penurunan Kemiskinan di Banten Jadi 5,7 Persen
BPS: 4 Faktor Penurunan Kemiskinan di Banten Jadi 5,7 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) Banten mengumumkan penurunan angka kemiskinan menjadi 5,7 persen pada September 2024, disebabkan oleh penurunan pengangguran, deflasi, peningkatan konsumsi rumah tangga, dan pertumbuhan industri pengolahan.