Umat Katolik Labuan Bajo Doakan Paus Fransiskus, Sosok Sederhana yang Didirikan Keuskupan
Keuskupan Labuan Bajo menggelar misa untuk mendoakan Paus Fransiskus yang telah wafat, mengenang sosok pemimpin sederhana dan inspiratif yang mendirikan keuskupan tersebut.

Umat Katolik di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengeluarkan doa dan penghormatan terakhir mereka untuk Paus Fransiskus. Keuskupan Labuan Bajo menyelenggarakan misa khusus di Gereja Katedral Roh Kudus pada Selasa, 22 April 2024, dihadiri oleh sekitar seratus umat. Misa ini bertujuan untuk mengenang pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang wafat pada Senin pagi, 21 April 2024, di Vatikan, Italia, pada usia 88 tahun.
Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia, termasuk di Labuan Bajo. Hal ini dikarenakan Paus Fransiskus memiliki hubungan yang sangat spesial dengan Keuskupan Labuan Bajo. Beliau secara pribadi mendirikan keuskupan ini beberapa bulan sebelum wafatnya, sebuah tindakan yang menunjukkan komitmennya terhadap perkembangan Gereja Katolik di Indonesia.
"Paus Fransiskus telah dipanggil Tuhan setelah menjalani 12 tahun masa kepausannya," kata Uskup Labuan Bajo, Monsinyur Maksimus Regus, dalam khotbah misa tersebut. "Paus Fransiskus bagi kita tentu adalah sosok yang sangat spesial karena dialah yang mendirikan Keuskupan kita, Keuskupan Labuan Bajo, hanya beberapa bulan berselang sebelum kematiannya." Pernyataan ini menekankan betapa besar arti kehadiran Paus Fransiskus bagi perkembangan Keuskupan Labuan Bajo.
Mengenang Kesederhanaan Paus Fransiskus
Uskup Maksimus Regus dalam khotbahnya menyampaikan kesan mendalamnya terhadap sosok Paus Fransiskus. Beliau menggambarkan Paus Fransiskus sebagai pemimpin yang sederhana, sebuah kesederhanaan yang menjadi kekuatan dan inspirasi bagi banyak orang. "Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang sederhana, dia menampilkan apa yang bisa kita sebut The Power of simplicity atau kekuatan dari kesederhanaan," ujarnya. Kesederhanaan ini, menurut Uskup Maksimus, menjadi kunci dalam melawan kerakusan yang melanda mentalitas manusia modern.
Lebih lanjut, Uskup Maksimus menjelaskan bahwa kesederhanaan hidup Paus Fransiskus tercermin dalam berbagai tindakannya. Beliau selalu mencukupi kebutuhannya dengan apa yang diperlukan, tanpa berlebihan. Hal ini terlihat jelas saat kunjungan apostolik ke Indonesia pada tahun 2024, di mana Paus Fransiskus menggunakan kendaraan umum dan mengenakan jam tangan sederhana.
"Secara pribadi kalau kita melihat Paus Fransiskus tindakannya, pengajarannya, seolah-olah selalu membuat kita merasa malu dan memanggil kita untuk selalu ingin bertobat," kata Uskup Maksimus. Pernyataan ini menggambarkan dampak mendalam dari ajaran dan teladan Paus Fransiskus bagi umat Katolik.
Paus Fransiskus, menurut Uskup Maksimus, tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan kesaksian hidup. Ajaran-ajarannya bersifat perfektif, mengajak dan mendorong umat untuk memperbaiki diri. "Ajaran-ajaran Paus Fransiskus tidaklah bersifat teoritis tetapi lebih bersifat perfektif, lebih bersifat kesaksian, jadi tidak bersifat deskriptif menjelaskan, menggambarkan secara mendalam tetapi dia membahasakannya sebagai sebuah kesaksian, sebagai sebuah ajakan, sebagai sebuah dorongan, karena itu menurut saya gereja tentu kehilangan sosok yang luar biasa dalam diri Paus Fransiskus," jelasnya.
Pemakaman dan Konklaf
Pemakaman Paus Fransiskus akan dilaksanakan pada Sabtu, 26 April 2025, pukul 10:00 waktu setempat (15:00 WIB), sesuai pernyataan resmi Vatikan. Keputusan ini diambil dalam pertemuan para kardinal pada Selasa pagi. Konklaf untuk memilih Paus baru akan dimulai pada 5 Mei 2025.
Paus Fransiskus wafat pada usia 88 tahun setelah menjalani perawatan selama 38 hari di rumah sakit karena bronkitis yang kemudian berkembang menjadi pneumonia ganda. Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi seluruh umat Katolik di dunia dan mengingatkan kita akan pentingnya kesederhanaan dan kesaksian hidup dalam menjalani kehidupan.
Misa di Labuan Bajo menjadi salah satu dari banyak perayaan mengenang Paus Fransiskus yang diselenggarakan di seluruh dunia. Umat Katolik di Labuan Bajo menyampaikan doa dan rasa terima kasih atas kepemimpinan dan warisan Paus Fransiskus yang menginspirasi.