UNISLA Perkuat Pelestarian Manuskrip Leluhur, Lestarikan Warisan Sunan Giri
Universitas Islam Lamongan (UNISLA) resmikan Pusat Studi Kajian Manuskrip Wali Jawa Timur dan selenggarakan seminar untuk melestarikan manuskrip kuno peninggalan leluhur, khususnya warisan Sunan Giri.

Universitas Islam Lamongan (UNISLA) menunjukkan komitmennya dalam melestarikan warisan budaya leluhur dengan meresmikan Pusat Studi Kajian Manuskrip Wali Jawa Timur pada Sabtu, 15 Februari 2024 di Lamongan, Jawa Timur. Peresmian ini menandai langkah penting dalam upaya pelestarian dan perawatan manuskrip kuno, khususnya yang berkaitan dengan sejarah dan pemikiran Sunan Giri.
Dukungan UNISLA terhadap Pelestarian Manuskrip
Rektor UNISLA, Abdul Ghofur, menyatakan bahwa pembentukan pusat studi ini diharapkan dapat mendorong semangat pelestarian nilai-nilai warisan leluhur. Ia berharap pusat studi ini menjadi pionir dalam upaya menjaga dan mengembangkan khazanah pengetahuan yang tersimpan dalam manuskrip kuno. Langkah ini sejalan dengan visi UNISLA untuk berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Tidak hanya meresmikan pusat studi, UNISLA juga berkolaborasi dengan Manuskripedia dalam menyelenggarakan seminar bertema "Menelusuri Jejak Dakwah dan Pemikiran Sunan Giri dari Naskah Kuno." Seminar ini bertujuan untuk menggali lebih dalam pengetahuan tentang Sunan Giri melalui kajian manuskrip-manuskrip kuno yang relevan.
Pentingnya Pelestarian Manuskrip Nusantara
Wahyu Muryadi, Founder Manuskripedia dan Kepala Staf Kepresidenan era Gus Dur, menekankan pentingnya pelestarian manuskrip Nusantara. Ia menjelaskan bahwa manuskrip-manuskrip tersebut menyimpan khazanah keilmuan yang sangat berharga dan perlu dirawat agar tidak hilang ditelan zaman. Manuskripedia sendiri berperan aktif dalam mentranskripsi, menerjemahkan, meneliti, dan mendigitalisasi manuskrip kuno untuk memastikan kelestariannya.
Para ahli sejarah dan budayawan juga turut memberikan pandangan mereka. Kris Adji A.W., seorang sejarawan dan budayawan nasional, mencontohkan beberapa manuskrip penting yang berkaitan dengan Sunan Giri, seperti Lontar Ferara, Babad Gresik, dan Babad Sindujaya. Manuskrip-manuskrip ini menyimpan informasi berharga tentang sejarah Islamisasi di Gresik dan peran Sunan Giri dalam penyebaran agama Islam.
Warisan Budaya Sunan Giri
Selain karya tulis, Sunan Giri juga mewariskan berbagai bentuk seni dan budaya. Kris Adji menyebutkan tembang-tembang seperti Asmarandana, Pocung, dan Sinom sebagai warisan Sunan Giri. Bahkan, permainan anak-anak tradisional seperti Cublek Suweng, Golo Ganti, dan Jor juga memiliki nilai-nilai mendalam yang mencerminkan corak dakwah Sunan Giri.
Diaz Nawaksara, Kurator Manuskrip Nasional, menambahkan perspektif tentang Sunan Giri dari sudut pandang kekuasaan. Ia menjelaskan silsilah kepemimpinan di Giri Kedaton, mulai dari Giri Raden Paku Prabu Satmata hingga Sunan Prapen, dan bagaimana pengaruhnya terhadap kerajaan Mataram. Diaz menyebut Sunan Giri sebagai tokoh Giri Wiyatagamapura, seorang pemimpin agama yang kharismatik, dan ahli di bidang pendidikan dan politik.
Kesimpulan
Peresmian Pusat Studi Kajian Manuskrip Wali Jawa Timur oleh UNISLA merupakan langkah signifikan dalam upaya pelestarian manuskrip kuno. Kerja sama dengan Manuskripedia dan seminar yang diselenggarakan menunjukkan komitmen untuk menggali, memahami, dan melestarikan warisan budaya leluhur, khususnya warisan Sunan Giri yang kaya akan nilai sejarah, budaya, dan keagamaan. Upaya ini diharapkan dapat menginspirasi lembaga lain untuk turut serta melestarikan khazanah budaya bangsa.