Pameran Naskah Kuno Meriahkan Haul Syaikhona Kholil: Warisan Intelektual Ulama Nusantara Diperkenalkan
Pameran naskah kuno karya ulama Nusantara, termasuk karya Syaikhona Kholil, digelar di Haul Akbar ke-100 Syaikhona Kholil Bangkalan, Jawa Timur, untuk melestarikan warisan intelektual bangsa.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menggelar pameran naskah kuno dalam rangka Haul Akbar ke-100 Syaikhona Kholil Bangkalan. Pameran ini berlangsung di Bangkalan, Jawa Timur, dan dibuka untuk umum. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan warisan intelektual ulama Nusantara dan mengenalkan karya-karya berharga kepada generasi muda.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menjelaskan bahwa pameran ini merupakan bagian dari komitmen Pemprov Jatim dalam menjaga manuskrip kuno karya ulama, khususnya dari Jawa Timur. "Haul 100 tahun ini menjadi momen penting untuk melakukan tafakkur dan menelusuri kembali jejak perjuangan Syaikhona Kholil. Melalui pameran ini, kita dapat membaca dan meneladani sejarah keilmuan beliau," ujar Khofifah dalam keterangan tertulis.
Selain pameran, acara Haul Akbar ini juga menandai peluncuran kitab Ta’limus Shibyan karya Syaikhona Kholil dan seminar memperingati satu abad tokoh ulama kharismatik tersebut. Pemprov Jatim berharap kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih menghargai warisan budaya dan keilmuan bangsa.
Memelihara Warisan Intelektual Bangsa
Pemprov Jatim telah memulai program pelestarian naskah kuno sejak tahun 2022 melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip). Hingga saat ini, sebanyak 285 manuskrip telah berhasil dialihmediakan dan dapat diakses publik melalui Portal Web Khas Jatim. Tahun ini, Pemprov Jatim menargetkan pelestarian 50 manuskrip ulama, meliputi identifikasi, konservasi, restorasi, alih media, pendaftaran, dan pendayagunaan untuk masyarakat.
Khofifah menambahkan bahwa upaya pelestarian naskah tidak hanya dilakukan dari sumber lokal, tetapi juga dari luar negeri. Pemprov Jatim secara aktif mendorong pencarian, pengumpulan, dan dokumentasi karya-karya ulama sebagai bukti kekayaan intelektual bangsa. Hal ini menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga dan merawat warisan budaya bangsa.
Pameran tersebut menampilkan 14 manuskrip utama, sebagian besar ditulis tangan dalam aksara Arab-Pegon. Beberapa manuskrip yang dipamerkan antara lain Risalah Fi Fiqh al Ibadat (1308 H), Risalah Isti’dadul Maut (1309 H), Taqrirat Alfiyah Ibnu Malik (1311 H), dan Terjemah Al-Qur’an dalam bahasa Jawa. Karya-karya ini ditampilkan dalam vitrin kaca untuk menjaga keasliannya, sekaligus sebagai edukasi bagi generasi muda.
Syaikhona Kholil: Ulama Besar Pembentuk Peradaban Islam
Syaikhona Kholil, tokoh sentral jaringan ulama Nusantara, lahir di Bangkalan pada tahun 1835. Beliau merupakan guru dari ulama besar seperti KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama. Keilmuannya yang luas meliputi berbagai disiplin ilmu, termasuk fiqih, ushul fiqih, nahwu, sharaf, dan ilmu falak, menjadikan beliau figur yang sangat berpengaruh.
Pengalamannya menimba ilmu di Mekkah selama belasan tahun turut memperkaya khazanah intelektual dan spiritualitasnya. Khofifah menyebut Syaikhona Kholil sebagai figur pembaharu yang mengintegrasikan tradisi, spiritualitas, dan rasionalitas. Beliau menjadi uswatun hasanah dalam pendidikan, sosial, dan keagamaan.
Pameran naskah kuno ini tidak hanya sekadar pameran biasa, tetapi juga menjadi sarana untuk menghidupkan kembali semangat keilmuan ulama Nusantara dan mengenalkan sosok Syaikhona Kholil kepada generasi muda. Melalui pameran ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai warisan intelektual bangsa yang begitu berharga.
Dengan adanya digitalisasi, upaya pelestarian naskah kuno semakin penting untuk mencegah hilangnya warisan budaya dan keilmuan. Pemprov Jatim berkomitmen untuk terus melestarikan dan memperkenalkan warisan ini kepada generasi mendatang, sehingga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tetap lestari.