Unjuk Rasa Sopir Truk Berlangsung Tertib, Tak Ganggu Kelancaran Layanan Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk
Aksi unjuk rasa sopir truk di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, tidak menghambat operasional Layanan Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. ASDP apresiasi kedewasaan massa.

Aksi unjuk rasa sopir truk di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, pada Rabu (6/8) berlangsung tertib. Gerakan Supir Truk Jawa Timur (GSJT) dan Gerakan Aliansi Pengemudi Indonesia Bersatu (Gapiber) tidak mengganggu operasional. General Manajer PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ketapang, Yannes Kurniawan, mengapresiasi kedewasaan massa.
Meskipun ada aksi, seluruh aktivitas bongkar muat kapal tetap berjalan normal. Akses keluar masuk pelabuhan juga tetap terbuka bagi pengguna jasa. Hal ini memastikan perjalanan penyeberangan tetap aman dan lancar.
Massa aksi menyampaikan aspirasi terkait manajemen antrean kendaraan menuju pelabuhan. Mereka juga menyoroti pentingnya peningkatan komunikasi lintas pihak. Aspirasi ini bertujuan agar kelancaran distribusi logistik tidak terhambat.
Komitmen ASDP Jamin Kelancaran Operasional
Yannes Kurniawan menegaskan komitmen ASDP dalam menjamin kelancaran Layanan Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Perusahaan juga berkomitmen mengelola aspirasi pengguna jasa secara konstruktif dan terbuka. Keterbukaan ini menjadi kunci dalam menjaga stabilitas operasional pelabuhan.
Selama aksi unjuk rasa berlangsung, tidak ada gangguan signifikan terhadap operasional pelabuhan. Seluruh aktivitas bongkar muat kapal tetap normal. Akses keluar masuk pelabuhan pun tetap terbuka, memastikan pengguna jasa dapat melanjutkan perjalanan dengan aman.
ASDP menyatakan siap menerima kritik membangun dari berbagai pihak terkait layanan. Masukan dari peserta aksi akan menjadi pijakan penting bagi perbaikan sistem. Ini untuk peningkatan kualitas layanan di masa mendatang.
Aspirasi Sopir dan Respons Konkret dari Pelabuhan
Dalam dialog yang dilakukan, perwakilan sopir truk menyuarakan beberapa poin penting. Salah satunya adalah manajemen antrean kendaraan yang lebih baik. Mereka juga menekankan perlunya komunikasi yang lebih efektif antarpihak terkait, khususnya saat terjadi kepadatan lalu lintas.
Kondisi kepadatan atau insiden insidental seringkali berdampak langsung pada kelancaran distribusi logistik. Para sopir berharap ada kepastian sistematis agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Ini demi menjaga efisiensi rantai pasok nasional.
Menanggapi hal tersebut, ASDP bersama regulator dan mitra pelabuhan telah menyepakati langkah-langkah konkret. Langkah ini meliputi penguatan manajemen lalu lintas dan peningkatan kecepatan respons operasional. Tujuannya adalah memastikan pengalaman pengguna jasa tetap optimal dan lancar.
Kolaborasi Lintas Instansi untuk Peningkatan Layanan
ASDP tidak bekerja sendiri dalam upaya peningkatan Layanan Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk ini. Mereka berkolaborasi dengan berbagai instansi terkait. Ini termasuk Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) serta Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD).
Selain itu, PT Pelindo dan asosiasi pelaku usaha pelabuhan juga turut serta dalam komitmen bersama. Komitmen ini mencakup penguatan koordinasi lintas instansi. Juga penataan ulang pola antrean kendaraan agar lebih adaptif terhadap dinamika lalu lintas.
Peningkatan kanal komunikasi juga menjadi fokus untuk mempercepat penyampaian informasi di lapangan. Tarif dan fasilitas ruang tunggu kendaraan (RTK) juga akan ditinjau secara transparan. Peninjauan ini berdasarkan prinsip peningkatan mutu layanan.
Ke depan, ASDP akan terus memperkuat komunikasi dengan asosiasi pengemudi truk dan seluruh pemangku kepentingan. Hal ini untuk memastikan setiap isu operasional dapat segera ditangani secara transparan dan cepat. Dengan semangat gotong royong, ASDP berkomitmen menghadirkan layanan penyeberangan yang andal, aman, dan mendukung kelancaran logistik nasional, terutama di lintasan strategis Ketapang-Gilimanuk.