Wagub Rano Tinjau Lokasi Pengungsian Banjir Jakarta Timur, Berikan Bantuan dan Tawarkan Rusun
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, meninjau lokasi pengungsian banjir di Jakarta Timur, memberikan bantuan, dan menawarkan relokasi ke rusunawa, namun ditolak pengungsi.

Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno, mengunjungi dan memberikan bantuan kepada para korban banjir yang mengungsi di SDN Kampung Melayu 01/02 dan Kantor Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur, pada 3 Maret 2024. Kunjungan tersebut dilakukan untuk melihat langsung kondisi para pengungsi dan memberikan dukungan moril serta bantuan material.
Kehadiran Wagub Rano disambut antusias oleh para pengungsi. Di SDN Kampung Melayu 01/02, Rano tiba sekitar pukul 08.55 WIB dan disambut dengan hangat. Ia menyapa para pengungsi dengan ramah, menanyakan kondisi mereka, dan bahkan menanyakan apakah mereka sudah sahur, mengingat saat itu masih dalam suasana bulan Ramadhan. Di sekolah tersebut, tercatat sebanyak 365 jiwa mengungsi, mayoritas terdiri dari bayi dan balita.
Rano Karno secara langsung meninjau kondisi tempat pengungsian, mengunjungi setiap ruang kelas yang digunakan sebagai tempat tinggal sementara para pengungsi. Ia memberikan perhatian khusus kepada lansia dan anak-anak yang tampak kurang sehat, memastikan mereka mendapatkan perawatan yang memadai.
Peninjauan Lokasi Pengungsian dan Bantuan yang Diberikan
Setelah meninjau SDN Kampung Melayu 01/02, Wagub Rano melanjutkan kunjungannya ke Kantor Kelurahan Bidara Cina, yang juga menjadi lokasi pengungsian. Kedatangannya sekitar pukul 10.35 WIB kembali disambut dengan hangat oleh para pengungsi yang berada di sana. Dalam kunjungannya ke kedua lokasi pengungsian tersebut, Rano memberikan bantuan berupa makanan, peralatan bayi dan anak-anak, selimut, dan tikar.
Selama kunjungannya, Rano juga menawarkan kepada para pengungsi untuk pindah ke rumah susun (rusun) yang disediakan pemerintah sebagai tempat tinggal sementara yang lebih layak. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh para pengungsi yang mengaku lebih nyaman tinggal di tempat mereka saat ini.
Meskipun tawaran relokasi ditolak, langkah Wagub Rano untuk meninjau langsung lokasi pengungsian dan memberikan bantuan secara langsung menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap nasib para korban banjir. Hal ini diharapkan dapat memberikan sedikit keringanan dan semangat bagi para pengungsi untuk menghadapi situasi sulit yang mereka alami.
Kondisi Pengungsi dan Tantangan yang Dihadapi
Berdasarkan peninjauan lapangan, terlihat bahwa sebagian besar pengungsi di kedua lokasi tersebut adalah keluarga dengan anak-anak kecil. Kondisi ini tentu membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam hal ketersediaan makanan bayi, popok, dan fasilitas kesehatan. Selain itu, aspek kebersihan dan kesehatan lingkungan juga menjadi perhatian penting untuk mencegah penyebaran penyakit.
Penolakan para pengungsi terhadap tawaran relokasi ke rusun mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keengganan meninggalkan lingkungan sekitar, kebiasaan, atau mungkin kekhawatiran akan kondisi rusun itu sendiri. Pemerintah perlu memahami alasan di balik penolakan ini dan mencari solusi alternatif yang dapat diterima oleh para pengungsi.
Kejadian banjir ini sekali lagi menyoroti pentingnya upaya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di wilayah perkotaan. Perbaikan infrastruktur, sistem drainase, dan edukasi kepada masyarakat mengenai kesiapsiagaan bencana sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif dari kejadian serupa di masa mendatang.
Kunjungan Wagub Rano ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi pemerintah untuk lebih meningkatkan respon dan penanganan terhadap korban bencana alam, serta memastikan bahwa bantuan yang diberikan tepat sasaran dan efektif dalam meringankan beban para pengungsi.