Wali Kota Banjarmasin Pertahankan Perumda PALD Meski Merugi
Wali Kota Banjarmasin berkomitmen mempertahankan Perumda PALD yang merugi hingga Rp99 miliar sejak 2007, dengan rencana penjualan aset dan pengajuan penyertaan modal dari APBD.

Banjarmasin, Kalimantan Selatan - Perumda Pengolahan Air Limbah Domestik (PALD) Banjarmasin tengah menghadapi tantangan keuangan yang signifikan. Meskipun demikian, Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina, menegaskan komitmennya untuk mempertahankan perusahaan daerah ini, meskipun operasionalnya terus merugi. Pernyataan ini disampaikan pada Sabtu lalu di Banjarmasin.
Langkah Penyelamatan Perumda PALD
Ibnu Sina menjelaskan rencana jangka pendek untuk menjaga keberlangsungan Perumda PALD. "Jadi paling tidak bertahan 1 hingga 2 tahun dulu," ujarnya, sambil menunggu kemungkinan penyertaan modal dari Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin. Rencana ini akan dibahas lebih lanjut dengan pihak legislatif.
Pentingnya Perumda PALD dalam pengelolaan air limbah di Banjarmasin menjadi alasan utama di balik komitmen ini. Meskipun pemasukan saat ini jauh dari mencukupi biaya operasional, Wali Kota tetap optimistis. Ia mengungkapkan bahwa biaya operasional Perumda PALD mencapai Rp500 juta per bulan, sementara pendapatan hanya Rp94 juta per bulan. Ini menunjukkan defisit yang cukup besar.
Untuk mengurangi beban operasional, Wali Kota menyarankan penjualan aset-aset yang dimiliki Perumda PALD. "Ada beberapa lahan yang bisa dijual, baik kepada pihak ketiga atau lainnya," kata Ibnu Sina. Dana hasil penjualan aset ini diharapkan dapat digunakan untuk menutupi sebagian biaya operasional.
Selain penjualan aset, Wali Kota juga mengusulkan penyertaan modal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ia menegaskan komitmennya untuk mencegah Perumda PALD mengalami kegagalan atau ditutup.
Kerugian Mencapai Miliaran Rupiah
Direktur Perumda PALD Banjarmasin, Endang Waryono, membenarkan kondisi keuangan perusahaan yang memprihatinkan. Sejak beroperasi pada tahun 2007 hingga 2021, Perumda PALD telah mencatat kerugian hingga Rp99 miliar. Kerugian ini bukan hanya disebabkan oleh selisih antara biaya operasional dan pendapatan, tetapi juga keterbatasan anggaran.
Endang menjelaskan, kerugian rata-rata mencapai Rp5 miliar per tahun. Meskipun jumlah pelanggan telah mencapai 5.892 sambungan rumah (SR), biaya operasional tetap tinggi. Kenaikan biaya listrik, obat kimia, dan kebutuhan operasional lainnya semakin memperparah kondisi keuangan perusahaan.
Pada tahun 2022, hasil audit menunjukkan kerugian sekitar Rp1,5 miliar. Endang berharap Pemkot Banjarmasin dan pihak legislatif dapat menyetujui usulan penyertaan modal untuk membantu Perumda PALD mengatasi masalah keuangannya. Ia juga menekankan pentingnya dukungan untuk keberlangsungan operasional perusahaan dalam rangka pengelolaan air limbah di kota Banjarmasin.
Harapan untuk Masa Depan
Keberlangsungan Perumda PALD menjadi fokus utama Wali Kota dan direksi perusahaan. Strategi penjualan aset dan pengajuan penyertaan modal diharapkan dapat membantu perusahaan bangkit dari kerugian yang dialami. Dukungan dari pemerintah daerah dan legislatif sangat krusial untuk memastikan keberhasilan upaya penyelamatan Perumda PALD dan kelancaran pengelolaan air limbah di Banjarmasin.
Ke depan, transparansi dan efisiensi pengelolaan keuangan Perumda PALD perlu ditingkatkan. Evaluasi menyeluruh terhadap operasional perusahaan juga penting untuk menemukan solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Komitmen Wali Kota dan upaya yang dilakukan diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi Perumda PALD.