Wamen Todotua Bantah Investor Mundur dari Proyek DME karena Tidak Ekonomis
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi membantah kabar investor asing mundur dari proyek DME karena alasan ekonomi, menekankan perbedaan strategi bisnis antara pemerintah dan investor.

Jakarta, 18 Maret 2024 - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, secara tegas membantah kabar yang beredar mengenai mundurnya investor asing dari proyek hilirisasi Dimethyl Ether (DME) karena dinilai tidak ekonomis. Pernyataan ini disampaikan usai beliau menghadiri Mining Forum di Jakarta. Hal ini menjawab pertanyaan publik mengenai nasib proyek strategis tersebut setelah beberapa investor asing menarik diri.
Todotua menjelaskan bahwa perbedaan persepsi keuntungan antara pemerintah dan investor menjadi faktor utama di balik keputusan ini. Pemerintah, menurutnya, mempertimbangkan parameter yang lebih luas daripada sekadar keuntungan finansial semata. Proyek DME, bagi pemerintah, memiliki nilai strategis yang melampaui aspek ekonomi murni.
Lebih lanjut, Todotua menekankan pentingnya proyek DME dalam konteks membuka lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia dan memberdayakan pengelolaan sumber daya alam domestik. "Bukan, bukan karena proyek tidak ekonomis," tegas Todotua. "Investor memiliki parameter keuntungan yang berbeda dengan pemerintah. Keuntungan tetap diperhitungkan," tambahnya.
Perbedaan Strategi Bisnis Pemerintah dan Investor Asing
Penjelasan Wamen Todotua semakin memperjelas perbedaan pendekatan antara pemerintah dan investor asing dalam proyek DME. Pemerintah Indonesia, melalui kebijakannya, memilih untuk tetap melanjutkan proyek ini meskipun investor asing seperti Air Products dari Amerika Serikat dan beberapa investor dari China telah menarik diri. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengembangkan energi alternatif di dalam negeri.
Strategi pemerintah yang menekankan pada manfaat sosial dan ekonomi jangka panjang, berbeda dengan pendekatan investor asing yang mungkin lebih fokus pada pengembalian investasi dalam jangka pendek. Perbedaan ini, menurut Todotua, menjadi penyebab utama mundurnya investor asing tersebut.
Pemerintah Indonesia, melalui pernyataan Wamen Todotua, menegaskan bahwa negara akan mengambil peran utama dalam proyek DME. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan kemandirian energi dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar LPG.
Proyek DME: Substitusi Impor dan Pengembangan Ekonomi Lokal
Dimethyl Ether (DME) merupakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan berbasis batu bara kalori rendah. Proyek ini dirancang sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor LPG. Dengan pengembangan DME, Indonesia diharapkan dapat mengurangi defisit neraca perdagangan dan meningkatkan ketahanan energi nasional.
Proyek DME direncanakan akan dikembangkan di beberapa lokasi strategis di Indonesia, termasuk Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Pengembangan proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan aktivitas ekonomi lokal.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, sebelumnya telah menyatakan bahwa proyek DME saat ini tidak lagi bergantung pada investor asing. Pemerintah akan membiayai proyek ini melalui anggaran negara dan kerja sama dengan swasta nasional. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan keberhasilan proyek DME.
Dengan demikian, proyek DME tetap berjalan meskipun investor asing telah mundur. Pemerintah Indonesia mengambil alih kendali proyek ini dengan fokus pada manfaat jangka panjang bagi negara dan rakyat Indonesia. Hal ini menunjukkan keberanian dan komitmen pemerintah dalam mengembangkan energi alternatif dan mengurangi ketergantungan pada impor.
"Yang pasti, negara akan mengambil peran," pungkas Todotua, menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk menyelesaikan proyek DME.