Wamenperin Jamin Stok Makanan dan Minuman Aman Jelang Lebaran
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza memastikan ketersediaan produk makanan dan minuman jelang Lebaran Idul Fitri 1446 H aman dan tercukupi berkat sejumlah strategi pemerintah.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, memberikan jaminan ketersediaan produk makanan dan minuman olahan dalam negeri yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Lebaran Idul Fitri 1446 H. Pernyataan ini disampaikan di Jakarta pada Selasa, 18 Maret. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan hal tersebut, termasuk menjamin pasokan bahan baku dan memperlancar distribusi.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai hal ini. Salah satunya adalah penyusunan neraca komoditas guna menjamin pasokan bahan baku industri. Wamenperin juga menyatakan bahwa koordinasi antar instansi terkait berjalan baik dalam memantau pasokan bahan pangan pokok menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. "Berdasarkan hasil rapat koordinasi, pantauan pasokan bahan pangan pokok untuk momen hari besar keagamaan nasional bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri relatif terjaga dengan baik," kata Wamenperin.
Selain itu, pemerintah juga berupaya memperpendek rantai distribusi, khususnya untuk minyak goreng yang permintaannya meningkat hingga dua kali lipat selama Lebaran. Kerja sama antara Bulog, ID FOOD, dan PT Pos Indonesia dikerahkan untuk mendistribusikan bahan pokok secara efektif. Langkah lain yang diambil adalah penyelenggaraan bazar Ramadhan di Kantor Kementerian Perindustrian pada 18-21 Maret, sebagai bentuk kepedulian dan upaya membantu masyarakat mendapatkan barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
Jaminan Ketersediaan dan Peningkatan Daya Beli
Wamenperin optimistis industri makanan dan minuman dalam negeri akan mengalami peningkatan seiring dengan pencairan tunjangan hari raya (THR) oleh pemerintah dan perusahaan. Hal ini diyakini akan mendorong peningkatan daya beli masyarakat. Industri makanan dan minuman sendiri merupakan sektor strategis yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Pada tahun 2024, sektor ini menyumbang 40,31 persen terhadap PDB industri nonmigas dan 6,92 persen terhadap PDB nasional.
Dari sisi ekspor, industri makanan dan minuman mencatatkan nilai sebesar 41,45 miliar dolar AS (Rp682,9 triliun) pada tahun 2024, sementara impornya mencapai 17,08 miliar dolar AS (Rp281 triliun). Neraca dagang sektor ini tetap positif dengan surplus 24,37 miliar dolar AS (Rp401 triliun). Hal ini menunjukkan kinerja yang kuat dan daya tarik bagi investor, terbukti dari realisasi investasi yang mencapai Rp110,57 triliun pada tahun 2024.
Keberhasilan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat, khususnya menjelang hari raya besar seperti Lebaran. Berbagai strategi yang diterapkan, mulai dari pengaturan pasokan bahan baku hingga optimalisasi distribusi, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan masyarakat dapat merayakan Lebaran dengan tenang dan nyaman.
Strategi Pemerintah Menjamin Ketersediaan Produk
- Penyusunan neraca komoditas untuk menjamin pasokan bahan baku industri.
- Kerja sama Bulog, ID FOOD, dan PT Pos Indonesia untuk memperpendek rantai distribusi.
- Penyelenggaraan bazar Ramadhan di Kantor Kementerian Perindustrian.
Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah berupaya memastikan ketersediaan dan stabilitas harga produk makanan dan minuman tetap terjaga selama periode Lebaran. Hal ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya selama perayaan Idul Fitri.
Pemerintah terus memantau dan mengevaluasi situasi untuk memastikan langkah-langkah yang diambil efektif dan tepat sasaran. Komitmen ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat.