Warga Penajam Diajak Manfaatkan Pekarangan Rumah untuk Ketahanan Pangan
Dinas Pertanian Penajam Paser Utara mengajak warga memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam hortikultura dan pangan guna mewujudkan ketahanan pangan mandiri.

Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, 11 Maret 2024 - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melalui Dinas Pertanian setempat, meluncurkan gerakan untuk mendorong warga memanfaatkan lahan pekarangan rumah guna menanam berbagai komoditas hortikultura dan pangan. Gerakan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat dan sekaligus membangun ketahanan pangan mandiri di daerah tersebut. Inisiatif ini diprakarsai oleh Dinas Pertanian PPU sebagai respon terhadap potensi lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, Andi Trasodiharto, menjelaskan bahwa gerakan ini fokus pada penanaman cabai, bawang merah, dan komoditas pangan lainnya di pekarangan rumah warga. Meskipun sebagian besar masyarakat telah memiliki pengetahuan dasar tentang bercocok tanam, pendampingan tetap diberikan jika diperlukan. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pangan di tingkat rumah tangga.
Metode penanaman yang dipromosikan menekankan pada penggunaan polybag atau kantong plastik sebagai media tanam. Hal ini dinilai praktis dan efektif, terutama untuk lahan yang terbatas. Namun, Andi Trasodiharto mengingatkan pentingnya melindungi tanaman dari cuaca ekstrem, seperti hujan deras dan panas terik, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan tidak mudah layu atau mati.
Memanfaatkan Lahan Sempit untuk Ketahanan Pangan
Meskipun lahan sempit dan kondisi tanah kurang subur menjadi tantangan, Andi Trasodiharto meyakinkan bahwa hal tersebut bukanlah penghalang. Dengan metode penanaman yang tepat, berbagai tanaman hortikultura dan pangan tetap dapat tumbuh optimal. Beberapa contoh tanaman yang direkomendasikan antara lain cabai rawit, pepaya, singkong, jagung, ubi jalar, dan bayam.
Sebagai langkah awal, Dinas Pertanian PPU telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp50 juta untuk menyediakan bibit tanaman dan polybag bagi warga. Program percontohan ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan ini. Pemberian bantuan bibit dan polybag diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dan mempercepat proses penanaman.
Andi Trasodiharto menambahkan bahwa tanaman yang dihasilkan dapat langsung dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian, gerakan ini diharapkan dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga dan meningkatkan kemandirian pangan keluarga. "Tanaman hortikultura dan pangan yang ditanam di pekarangan rumah bisa dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga dapat mengurangi pengeluaran keluarga," ujarnya.
Ketahanan Pangan Mandiri di Tengah Kelangkaan
Lebih lanjut, Andi Trasodiharto menekankan pentingnya gerakan ini dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan mandiri di Kabupaten PPU. Dengan memanfaatkan lahan tidur di pekarangan rumah, masyarakat diharapkan dapat lebih siap menghadapi potensi kelangkaan komoditas dan lonjakan harga di pasaran. "Gerakan memanfaatkan lahan tidur pekarangan rumah tersebut untuk mewujudkan ketahanan pangan secara mandiri, apabila komoditas mengalami kelangkaan dan harga melonjak masyarakat tidak bakal khawatir," tegasnya.
Program ini tidak hanya sekadar menanam, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ketahanan pangan. Dengan keterlibatan aktif warga, diharapkan program ini dapat berjalan efektif dan berkelanjutan, menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan produktif di Kabupaten PPU.
Inisiatif ini juga mendorong kemandirian ekonomi keluarga, mengurangi ketergantungan pada pasar, dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan lestari. Dengan demikian, gerakan ini memiliki dampak multisektoral yang positif bagi masyarakat Kabupaten PPU.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Dinas Pertanian PPU ini patut diapresiasi sebagai upaya proaktif dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa mendatang. Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.
Semoga program ini dapat menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal serupa demi mewujudkan ketahanan pangan nasional.