Pemkot Pekalongan Inisiasi Gerakan Ketahanan Pangan: Wujudkan Kedaulatan Pangan Lokal
Pemerintah Kota Pekalongan meluncurkan gerakan ketahanan pangan dengan pelatihan pengolahan pangan lokal non-beras dan non-terigu, guna mengatasi ketergantungan beras dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (27/2), meluncurkan inisiatif strategis untuk meningkatkan ketahanan dan pemerataan ketersediaan pangan di wilayahnya. Gerakan ini diwujudkan melalui pelatihan pengolahan pangan lokal, khususnya kudapan non-beras dan non-terigu, yang menyasar langsung kepada masyarakat Kota Pekalongan.
Inisiatif ini menjawab tantangan nyata terkait keterbatasan produksi beras lokal. Seperti yang disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan, Lili Sulistyawati, produksi beras di Kota Pekalongan hanya mampu memenuhi 15 persen kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, diversifikasi pangan menjadi sangat krusial untuk menjamin kecukupan dan keberagaman asupan gizi masyarakat.
Pelatihan ini tidak hanya sekedar mengajarkan keahlian memasak, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan mengolah bahan pangan lokal menjadi produk bernilai jual, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pendapatan keluarga mereka. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ibu Lili Sulistyawati, "Tujuannya agar masyarakat dapat menyediakan olahan pangan lokal berbahan baku non-beras non-terigu di rumah masing-masing serta mengolahnya menjadi produk bernilai jual yang dapat meningkatkan kesejahteraan."
Mengoptimalkan Pekarangan Rumah dan Pemanfaatan Sumber Daya Lokal
Pemkot Pekalongan menyadari pentingnya pemanfaatan sumber daya lokal untuk mencapai ketahanan pangan. Salah satu strategi yang diunggulkan adalah pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam tanaman hortikultura. Hal ini dinilai efektif untuk mengendalikan inflasi daerah dan menjaga keterjangkauan serta ketersediaan pangan. Dengan menanam sendiri sayuran dan buah-buahan, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada pasar dan menekan pengeluaran rumah tangga.
Program ini juga melibatkan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Pekalongan. Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program tahunan yang bertujuan memperkuat ketahanan pangan dan pemerataan ketersediaan pangan di daerah. Beliau juga menekankan pentingnya program 'Rabu Pon' satu rumah, satu pohon' yang diinisiasi oleh TP PKK Provinsi Jawa Tengah, sebagai upaya untuk mendorong penanaman tanaman di pekarangan rumah.
Inggit Soraya menambahkan bahwa program ini memiliki jenjang yang jelas, dimulai dari pelatihan di awal tahun, dilanjutkan dengan lomba B2SA (Bersih, Sehat, Aman) tingkat kota pada pertengahan tahun, dan diakhiri dengan lomba tingkat provinsi di akhir tahun. Sistem kompetisi ini diharapkan mampu memotivasi masyarakat untuk aktif berpartisipasi dan meningkatkan kualitas hasil olahan pangan mereka.
Keragaman Pangan Sebagai Pilar Ketahanan Pangan
Gerakan ketahanan pangan yang digagas Pemkot Pekalongan ini menekankan pentingnya diversifikasi pangan. Masyarakat didorong untuk mengonsumsi sumber karbohidrat selain beras, seperti ubi-ubian, jagung, dan kentang. Dengan mengurangi ketergantungan pada beras, ketahanan pangan daerah akan semakin terjamin, terutama dihadapkan pada potensi fluktuasi harga beras di pasaran.
Pelatihan yang diberikan tidak hanya sebatas pada pengolahan bahan pangan, tetapi juga mencakup pengetahuan tentang teknik budidaya tanaman. Hal ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar mampu memproduksi bahan pangan sendiri, sehingga mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah. Dengan demikian, ketahanan pangan Kota Pekalongan akan semakin kuat dan mandiri.
Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat Kota Pekalongan. Tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga melalui pengembangan usaha pengolahan pangan lokal. Partisipasi aktif masyarakat dalam program ini menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan kedaulatan pangan di Kota Pekalongan.
Melalui pelatihan dan lomba yang berjenjang, diharapkan akan tercipta budaya konsumsi pangan yang beragam dan berkelanjutan di Kota Pekalongan. Gerakan ini menjadi contoh nyata bagaimana pemerintah daerah dapat berperan aktif dalam membangun ketahanan pangan di tingkat lokal.