Waspada Cuaca Ekstrem! BMKG Imbau Warga Manggarai Barat Siaga Bencana
BMKG mengimbau warga Manggarai Barat, NTT untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi selama puncak musim hujan.
![Waspada Cuaca Ekstrem! BMKG Imbau Warga Manggarai Barat Siaga Bencana](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/08/230031.058-waspada-cuaca-ekstrem-bmkg-imbau-warga-manggarai-barat-siaga-bencana-1.jpg)
Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan penting bagi warga Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur. Mereka diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang mengancam selama puncak musim hujan. Imbauan ini disampaikan menyusul prediksi cuaca buruk yang berpotensi menimbulkan bencana.
Ancaman Cuaca Ekstrem di Manggarai Barat
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, menjelaskan potensi bahaya yang mengintai. "Curah hujan tinggi, angin kencang, dan dampak dari daerah tekanan rendah di Australia berpotensi memicu genangan atau banjir, tanah longsor, serta gelombang tinggi di perairan sekitar," ujarnya dalam wawancara pada Sabtu, 08/2.
Peringatan dini cuaca ekstrem ini disampaikan melalui siaran pers Stasiun Meteorologi El Tari Kupang. Kabupaten Manggarai Barat termasuk dalam daftar wilayah yang berisiko tinggi. Meskipun Labuan Bajo tampak berawan, kondisi ini tidak merepresentasikan seluruh wilayah Mabar. Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi terjadi di berbagai kecamatan.
Maria Seran menekankan pentingnya kewaspadaan. "Hujan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi terjadi seperti yang sudah diprakirakan, sehingga masyarakat di Manggarai Barat tetap perlu meningkatkan kewaspadaan," pesannya.
Bahaya Angin Kencang dan Gelombang Tinggi
Selain hujan lebat, angin kencang juga menjadi ancaman serius. Kecepatan angin yang tinggi berpotensi meningkatkan tinggi gelombang dan kecepatan arus laut di perairan Manggarai Barat. Hal ini sangat membahayakan aktivitas pelayaran, khususnya bagi nelayan dan kapal wisata.
"Hal ini dapat membahayakan aktivitas pelayaran, terutama bagi nelayan dan kapal wisata," tegas Maria Seran. Ia menambahkan bahwa kondisi laut dapat berubah dengan cepat, terutama saat musim hujan, sehingga kesiapan dan kewaspadaan sangat penting untuk mengurangi risiko kecelakaan.
Langkah Mitigasi Bencana
Untuk mengurangi dampak bencana, BMKG menyarankan beberapa langkah mitigasi. Pertama, rutin membersihkan saluran air dan drainase agar tidak tersumbat. Ini akan membantu air hujan mengalir lancar dan mengurangi risiko banjir. Kedua, hindari membuang sampah sembarangan yang dapat menyebabkan penyumbatan.
Langkah selanjutnya adalah memangkas ranting pohon yang terlalu rimbun di sekitar tempat tinggal. Ini untuk mengurangi risiko pohon tumbang saat angin kencang. Bagi warga yang tinggal di daerah rawan longsor atau perbukitan, disarankan untuk memeriksa kondisi lingkungan secara berkala. Retakan pada tanah bisa menjadi indikasi awal longsor.
BMKG juga mengingatkan warga untuk tetap waspada saat hujan ringan hingga lebat dengan durasi panjang. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko banjir bandang dan tanah longsor. Mereka juga mengimbau agar menghindari aktivitas di laut jika gelombang tinggi meningkat, terutama bagi nelayan dan kapal wisata.
Imbauan BMKG El Tari Kupang
Imbauan serupa juga disampaikan oleh BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang. Kepala BMKG El Tari Kupang, Sti Nenotek, menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap dampak cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang yang terjadi di NTT akhir-akhir ini. "Kami imbau agar tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang terjadi dalam periode ini," katanya.
Curah hujan tinggi, angin kencang, dan dampak siklon di beberapa daerah di NTT telah mengakibatkan sejumlah wilayah terdampak banjir dan bencana lainnya. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi ancaman cuaca ekstrem ini.