YBUPBHI Dorong Pencegahan Buta Aksara di Jayawijaya dengan Metode Pembelajaran Sederhana
Yayasan Bantulah Usaha Pemberantasan Buta Huruf Indonesia (YBUPBHI) berupaya tekan angka buta aksara di Jayawijaya, Papua Pegunungan, dengan metode belajar sederhana yang fokus pada huruf vokal.

Wamena, 15 Maret 2024 (ANTARA) - Angka buta aksara di Papua Pegunungan yang mencapai 71,68 persen pada tahun 2024, menjadi perhatian serius Yayasan Bantulah Usaha Pemberantasan Buta Huruf Indonesia (YBUPBHI). YBUPBHI kini mendorong program pencegahan buta aksara di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, dengan pendekatan pembelajaran yang inovatif. Ketua YBUPBHI, Bertus Asso, menjelaskan upaya ini sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam menurunkan angka buta huruf di wilayah tersebut.
Metode pembelajaran yang diperkenalkan YBUPBHI terinspirasi dari metode sederhana yang pernah diperkenalkan oleh Presiden Soekarno. Bertus Asso menekankan, "Kami mencoba menciptakan pengetahuan baru atau cara belajar membaca sederhana yang telah diperkenalkan oleh bapak bangsa presiden pertama negara ini, Soekarno." Metode ini diklaim efektif karena mempertimbangkan kemampuan ingatan setiap individu yang berbeda-beda.
Keunikan metode ini terletak pada pendekatan bertahap dalam pengenalan huruf. Tidak langsung mengenalkan seluruh alfabet (A-Z), melainkan dimulai dengan huruf vokal (A-I-U-E-O) terlebih dahulu. "Jadi dalam metode pembelajaran bagi masyarakat yang tidak bisa baca sama sekali kami tidak memperkenalkan huruf A-Z, namun lebih kepada perkenalan huruf A-I-U-E-O," ujar Bertus Asso. Pendekatan ini diyakini lebih mudah dipahami dan diingat oleh para pembelajar.
Metode Pembelajaran Bertahap dan Fokus pada Huruf Vokal
YBUPBHI telah merancang buku panduan yang memuat metode pembelajaran ini. Buku tersebut membagi proses belajar menjadi beberapa tahap. "Tahap pertama huruf yang diperkenalkan lima hingga 10 huruf, kemudian tahap berikutnya bertambah hingga mereka dapat menguasai huruf A-Z," jelas Bertus. Metode ini telah diujicobakan di salah satu sekolah binaan YBUPBHI di Wamena, dan hasilnya menunjukkan perkembangan yang positif.
Bertus Asso berharap agar metode ini dapat diterapkan lebih luas. "Sasaran kami kalau memperoleh dukungan pemerintah daerah maka akan mencoba memperkenalkan metode pembelajaran sederhana ini di delapan kabupaten di Papua Pegunungan," tambahnya. Dukungan pemerintah daerah sangat krusial untuk keberhasilan program ini.
Keberhasilan program ini juga bergantung pada kesinambungan dan kolaborasi antar lembaga. YBUPBHI berharap adanya sinergi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya agar program ini dapat terintegrasi dengan baik ke dalam kurikulum pendidikan formal.
Dukungan Pemerintah Daerah Jayawijaya
Bupati Jayawijaya, Athenius Murib, menyambut baik inisiatif YBUPBHI. "Kami prinsipnya pemerintah daerah mendukung hal-hal positif, apalagi sejalan dengan upaya menekan angka buta aksara di Kabupaten Jayawijaya," kata Bupati Murib. Dukungan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mengatasi masalah buta aksara.
Bupati Murib berharap program ini dapat segera diintegrasikan dengan program Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya. Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan program dan agar sasaran yang ingin dicapai dapat terwujud secara efektif dan efisien. Dengan demikian, kolaborasi antara YBUPBHI dan pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam menurunkan angka buta aksara di Jayawijaya.
Program ini diharapkan dapat memberikan solusi yang efektif dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah buta aksara di Papua Pegunungan. Metode pembelajaran yang sederhana dan bertahap, dikombinasikan dengan dukungan pemerintah daerah, berpotensi besar untuk meningkatkan angka melek aksara di wilayah tersebut.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program pencegahan buta aksara ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Jayawijaya. Suksesnya program ini akan berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan di Papua Pegunungan.