Atasi GTM si Kecil Saat MPASI: 3 Metode Jitu dari Dokter Spesialis Anak
Dokter spesialis anak, dr. Dimple Nagrani, Sp.A, BMedSc, membagikan 3 metode efektif mengatasi Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada bayi yang sedang MPASI, termasuk memastikan bayi lapar, variasi makanan, dan teknik pemberian makan yang tepat.

Jakarta, 18 Februari 2024 - Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada bayi yang mulai MPASI seringkali membuat orang tua khawatir. Namun, jangan panik! Dokter spesialis anak, dr. Dimple Nagrani, Sp.A, BMedSc, memberikan solusi praktis untuk mengatasi masalah ini.
Tiga Metode Ampuh Atasi GTM Bayi
Dokter Dimple menekankan pentingnya memahami penyebab GTM sebelum mencari solusi. Ia menyayangkan banyak orang tua yang justru memberikan distraksi seperti gadget atau mengajak anak berkeliling saat makan, yang justru mengganggu proses belajar bayi tentang rasa, tekstur, dan teknik makan. Hal ini bahkan dapat berdampak pada gangguan sensori di kemudian hari. "Solusinya harus kita sesuaikan dengan penyebabnya. Jangan karena anak enggak mau makan, kita kasih gadget," tegas Dokter Dimple dalam konferensi pers di Jakarta.
Berikut tiga metode efektif yang dibagikan Dokter Dimple untuk mengatasi GTM:
Metode 1: Pastikan Bayi Lapar dan Tidak Mengantuk
Poin penting pertama adalah memastikan bayi dalam keadaan lapar dan tidak mengantuk saat makan. Berikan jeda waktu 2-3 jam antara pemberian ASI atau camilan dengan MPASI. "Waktu 2 sampai 3 jam itu bukan buatan manusia, tapi dari sananya. Kita harus beri waktu untuk perut mencerna susu sampai kosong, baru makanan bisa dicerna," jelas Dokter Dimple. Jika bayi mengantuk setelah bangun tidur, lebih baik disusui dulu dan dibiarkan tidur sebentar agar lebih rileks saat makan.
Metode 2: Variasi Rasa, Tekstur, dan Aroma
Memberikan variasi makanan sangat penting untuk meningkatkan nafsu makan bayi. Kombinasikan sumber karbohidrat (kentang, ubi, singkong, mi, roti), protein hewani, dan lemak. Jangan ragu bereksperimen dengan rasa dan aroma. Meskipun tanpa garam, rempah-rempah seperti jahe, kunyit, dan cengkeh dapat meningkatkan cita rasa MPASI. "Pastikan bayi naik tekstur sesuai usianya untuk melatih kemampuan mengunyah. Untuk usia 6-8 bulan harus halus dan kental seperti mashed potato," saran Dokter Dimple.
Metode 3: Teknik Pemberian Makan yang Tepat
Teknik pemberian makan juga berpengaruh besar. Pastikan mulut bayi kosong sebelum suapan berikutnya, dan berikan MPASI dalam posisi duduk. Batasi waktu makan maksimal 30 menit tanpa distraksi. Untuk bayi usia 9 bulan ke atas, berikan kesempatan untuk belajar makan sendiri. Ini akan melatih kemandirian dan koordinasi motorik halus mereka.
Konsultasi Dokter: Kunci Pencegahan dan Pengobatan
Dokter Dimple mengingatkan pentingnya berkonsultasi dengan dokter jika masalah GTM berlanjut. Jangan menyepelekan jika bayi hanya makan beberapa suap. Ia juga menyoroti pentingnya tidak memberikan camilan terus menerus atau jeda makan terlalu lama, karena dapat menurunkan nafsu makan. "Jadi semakin cepat anda berkonsultasi pada dokter terkait, semakin cepat anak mau makan sesuai dengan tumbuh kembangnya," tutup Dokter Dimple.
Kesimpulannya, mengatasi GTM pada bayi membutuhkan kesabaran dan pemahaman. Dengan menerapkan ketiga metode di atas dan berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan, orang tua dapat membantu bayi menikmati proses MPASI dan tumbuh kembang yang optimal.