7-8 Suap MPASI untuk Bayi: Normal atau Tidak? Dokter Spesialis Anak Menjawab
Dokter spesialis anak menjelaskan bahwa 7-8 sendok makan saat MPASI awal adalah normal, menekankan pentingnya proses belajar makan bayi dan menghindari perbandingan dengan bayi lain.

Jakarta, 18 Februari 2024 (ANTARA) - Tujuh hingga delapan sendok makanan, ternyata itu adalah jumlah yang normal untuk bayi yang baru memulai Makanan Pendamping ASI (MPASI), menurut Dokter spesialis anak dr. Dimple Nagrani, Sp.A, BMedSc. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers di Jakarta baru-baru ini, memberikan penjelasan penting bagi para orang tua yang mungkin merasa cemas tentang jumlah makanan yang dikonsumsi bayi mereka.
Memahami Fase Belajar Makan Bayi
Dokter Dimple menjelaskan bahwa pada dua minggu pertama MPASI, bayi masih dalam tahap belajar makan. Jumlah suapan yang sedikit, seperti tujuh hingga delapan sendok, adalah hal yang wajar. "Tujuh sampai delapan sendok, jadi kalau awal dapat segitu karena pada dua minggu pertama, anak itu lagi belajar makan. Itu susah untuk mengatakan anak kita pintar makan atau tidak," jelasnya. Ia menekankan pentingnya menghindari perbandingan dengan bayi lain, karena setiap anak memiliki ritme dan kemampuannya sendiri.
Lebih lanjut, Dokter Dimple menyarankan orang tua untuk fokus pada proses makan itu sendiri, bukan hanya pada jumlah makanan yang tertelan. Membangun kebiasaan makan yang baik dan suasana yang menyenangkan jauh lebih penting daripada mengejar target jumlah suapan. "Dibandingkan berlomba menghitung jumlah banyaknya suapan, ia mengatakan akan lebih baik jika orang tua fokus pada tata cara pemberian makan yang benar dan menciptakan suasana yang menyenangkan," imbuhnya.
Tips Memberi Makan Bayi dan Mengatasi GTM
Dokter Dimple memberikan panduan praktis dalam pemberian MPASI. Ia menyarankan untuk menaikkan porsi secara bertahap jika makanan habis. "Kalau kita benar-benar bisa mengikuti feeding rules, setiap kali makanannya habis, itu boleh kita anggap sebagai kurang. Jadi boleh menaikkan porsi (secara bertahap), jadi habis berarti kurang, supaya nanti kalau benar-benar ada sisanya sedikit, berarti makanannya sudah cukup," ujarnya. Porsi makan bayi bergantung pada kemampuan dan usia, sehingga orang tua tidak perlu panik jika bayi makan sedikit dan jangan langsung menyimpulkan bayi mengalami GTM (Gangguan Makan pada Anak).
Untuk bayi yang sudah tumbuh gigi dan sering mogok makan, Dokter Dimple menyarankan untuk memberikan variasi makanan yang lebih mudah dikunyah. "Tapi tetap makanannya boleh makanan padat, enggak perlu kita turunkan teksturnya. Tapi kita boleh kasih (yang agak padat), kalau daging ya kita olah jadi bakso begitu, jangan daging suwir itu akan lebih susah karena dia lagi tumbuh gigi," sarannya. Telur dan ikan yang diolah menjadi tekstur yang lebih lunak, dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang mudah dicerna, bisa menjadi pilihan.
Pentingnya Konsistensi dan Mengurangi Camilan
Dokter Dimple juga menekankan pentingnya konsistensi dalam memberikan MPASI dan menghindari memberikan camilan terlalu sering. "Anak kita kalau lapar itu sudah pasti lapar, enggak ada manusia yang ingin kelaparan. Tapi kita-nya harus konsisten, jangan sedikit-sedikit anak enggak mau makan kita kasih biskuit, kita kasih pisang, karena anak kita enggak akan pernah mau makan kalau terus terusan dikasih camilan, jadi enggak tertarik dengan makanan," tegasnya. Ia juga menganjurkan orang tua untuk merujuk pada panduan Kementerian Kesehatan tentang MPASI yang mudah diakses secara gratis.
Kesimpulan
Kesimpulannya, 7-8 sendok makan untuk bayi yang baru memulai MPASI adalah hal yang wajar. Fokus pada proses, bukan kuantitas, serta menciptakan suasana makan yang menyenangkan akan membantu bayi belajar makan dengan baik. Konsistensi dan menghindari pemberian camilan berlebihan juga sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang bayi yang sehat.