Cegah Penularan TBC: Kiat Jitu dari Ahli untuk Lindungi Diri dan Keluarga
Pakar kesehatan bagikan 4 langkah efektif cegah penularan Tuberkulosis (TBC), mulai dari pengobatan dini hingga vaksinasi BCG dan gaya hidup sehat.
Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia. Namun, kabar baiknya, penularan TBC dapat dicegah. Prof. Tjandra Yoga Aditama, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, mengungkapkan empat langkah pencegahan utama yang dapat dilakukan masyarakat luas. Langkah-langkah ini meliputi pengobatan dini bagi penderita TBC, vaksinasi BCG pada bayi, terapi pencegahan TBC (TPT) bagi kelompok berisiko, dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.
Menurut Prof. Tjandra, pengobatan dini bagi penderita TBC sangat krusial. "Ada empat pencegahan. Pertama kalau ada yang sakit maka harus segera diobati agar tidak menular ke orang lain," tegasnya dalam wawancara dengan ANTARA. Hal ini penting untuk mencegah penyebaran bakteri penyebab TBC ke orang lain. Selain itu, pengobatan yang tepat dan tuntas juga akan mencegah munculnya bakteri TBC resisten obat.
Selain pengobatan, vaksinasi BCG juga berperan penting dalam pencegahan TBC, terutama pada anak-anak. Meskipun vaksin BCG tidak memberikan perlindungan sempurna seumur hidup, vaksin ini terbukti efektif mengurangi risiko terkena TBC berat dan kematian akibat TBC pada anak. "Walaupun proteksinya hanya sebagian (mencegah TBC) berat pada anak dan kematian TBC pada anak) tidak melindungi dewasa," jelas Prof. Tjandra.
Pencegahan TBC: Langkah Efektif untuk Lindungi Diri dan Keluarga
Prof. Tjandra menekankan pentingnya empat strategi utama dalam mencegah penularan TBC. Pertama, pengobatan dini bagi penderita TBC merupakan langkah paling efektif untuk memutus rantai penularan. Kedua, vaksinasi BCG pada bayi memberikan perlindungan sejak dini, meskipun tidak memberikan perlindungan penuh seumur hidup. Ketiga, terapi pencegahan TBC (TPT) direkomendasikan bagi kelompok berisiko tinggi. Terakhir, penting untuk selalu menjaga perilaku hidup bersih dan sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) diberikan kepada individu yang memiliki kontak erat dengan penderita TBC atau memiliki faktor risiko tinggi terkena TBC. TPT membantu mencegah perkembangan penyakit TBC pada individu yang terpapar bakteri TBC. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah Anda termasuk dalam kelompok yang membutuhkan TPT.
Selain itu, Prof. Tjandra juga menyoroti pentingnya menjaga pola hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan daya tahan tubuh yang kuat, tubuh lebih mampu melawan infeksi, termasuk infeksi bakteri TBC. Pola hidup sehat meliputi makan makanan bergizi, olahraga teratur, istirahat cukup, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok.
Perkembangan Diagnosis dan Pengobatan TBC
Prof. Tjandra juga memaparkan perkembangan terkini dalam diagnosis dan pengobatan TBC. "Diagnosis tadinya pakai sputum untuk melihat kuman di bawah mikroskop maka sekarang dengan tes cepat molekuler," ujarnya. Tes cepat molekuler memberikan hasil diagnosis yang lebih cepat dan akurat dibandingkan dengan metode lama.
Di bidang pengobatan, kini tersedia pilihan pengobatan dengan durasi empat bulan, selain pengobatan standar enam bulan. Hal ini memberikan fleksibilitas dan kemudahan bagi pasien dalam menjalani pengobatan. Durasi pengobatan yang lebih singkat juga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam menyelesaikan pengobatan.
Prof. Tjandra juga menekankan pentingnya menyelesaikan pengobatan TBC hingga tuntas. "Tentu jangan sampai berhenti, karena akan ada dua dampak. Pertama, penyakitnya tidak sembuh, dan kedua dapat terjadi kuman yang resisten dan tidak dapat dibunuh oleh obat standard," pesannya. Mengakhiri pengobatan sebelum waktunya dapat menyebabkan penyakit kambuh dan munculnya bakteri TBC resisten obat yang sulit diobati.
Pentingnya Penelitian dan Vaksin Baru
Terkait penelitian vaksin TBC baru, Prof. Tjandra menyampaikan harapannya agar penelitian yang sedang berlangsung dapat menghasilkan vaksin yang lebih efektif dan aman. "Tapi sekarang belum ada (vaksin TBC) yang baru," tambahnya. Jika penelitian berhasil, vaksin baru ini akan menjadi kemajuan besar dalam upaya pencegahan TBC di seluruh dunia.
Kesimpulannya, pencegahan TBC membutuhkan upaya bersama dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Dengan menerapkan empat langkah pencegahan yang telah dijelaskan, kita dapat mengurangi risiko penularan TBC dan melindungi diri serta keluarga dari penyakit mematikan ini. Penting juga untuk selalu waspada dan segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala TBC.