Cegah Penyakit Ginjal Sebelum Terlambat: Langkah Penting untuk Kesehatan Anda
Dokter Tunggul Situmorang menekankan pentingnya pencegahan primer penyakit ginjal melalui gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin untuk menghindari komplikasi serius seperti gagal ginjal.

Jakarta, 14 Maret (ANTARA) - Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi, dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, FINASIM, menyoroti pentingnya pencegahan primer penyakit ginjal. Dalam jumpa pers di Jakarta pada Kamis (24/3), beliau menjelaskan bahwa pencegahan dini jauh lebih efektif daripada pengobatan setelah penyakit terlanjur menyerang. Hal ini mencakup berbagai langkah untuk menjaga kesehatan ginjal sebelum munculnya gejala penyakit.
Menurut dr. Tunggul, yang juga anggota Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Perkumpulan Nefrologi Indonesia (Pernefri), "Singkatnya, pencegahan primer adalah mencegah penyakit sebelum terjadi. Jadi, penyakit ginjal bisa dicegah." Beliau menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala, termasuk cek fungsi ginjal, sebagai langkah awal yang krusial.
Pencegahan primer penyakit ginjal melibatkan berbagai aspek gaya hidup. Dengan menerapkan pola hidup sehat, risiko terkena penyakit ginjal dapat ditekan secara signifikan. Langkah-langkah ini penting dilakukan untuk menjaga kesehatan ginjal jangka panjang dan menghindari komplikasi yang serius.
Langkah Pencegahan Primer Penyakit Ginjal
dr. Tunggul merinci beberapa langkah penting dalam pencegahan primer penyakit ginjal. Langkah-langkah ini meliputi:
- Pemeriksaan kesehatan rutin: Melakukan cek fungsi ginjal secara berkala ke dokter.
- Olahraga teratur: Aktif berolahraga untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
- Pengendalian tekanan darah: Mengontrol tekanan darah agar tetap dalam batas normal.
- Berhenti merokok dan minum alkohol: Menghindari kebiasaan buruk yang dapat merusak ginjal.
- Pengendalian kadar gula darah: Mengatur kadar gula darah, terutama bagi penderita diabetes.
- Hindari obat-obatan berbahaya: Tidak mengonsumsi obat-obatan yang berbahaya bagi ginjal tanpa anjuran dokter.
- Konsumsi makanan bergizi: Mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang.
- Minum air yang cukup: Meminum minimal 2 liter air per hari.
Selain pencegahan primer, dr. Tunggul juga menjelaskan pencegahan sekunder dan tersier. Pencegahan sekunder difokuskan pada deteksi dini dan terapi awal bagi mereka yang sudah terdiagnosis penyakit ginjal, bertujuan untuk memperlambat perkembangan penyakit dan mencegah gagal ginjal. "Kalau sudah kena, tapi bisa diperlambat agar tidak sampai gagal ginjal, tidak sampai cuci darah," jelasnya.
Pencegahan tersier, di sisi lain, berfokus pada penurunan risiko kecacatan dan rehabilitasi, termasuk terapi pengganti ginjal seperti dialisis atau transplantasi ginjal.
Faktor Risiko Penyakit Ginjal
Beberapa faktor risiko penyakit ginjal tidak dapat dimodifikasi, seperti usia tua, kelahiran prematur, riwayat keluarga, dan penyakit bawaan ginjal. Namun, penderita dengan faktor risiko ini tetap perlu waspada dan memperhatikan asupan nutrisi, obat-obatan, dan faktor lainnya.
Sementara itu, faktor risiko yang dapat dimodifikasi meliputi hipertensi, diabetes, obesitas, dan penggunaan obat-obatan tertentu. Pengendalian faktor-faktor ini sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit ginjal.
dr. Tunggul juga menekankan hubungan erat antara diabetes melitus tipe 2 dan penyakit ginjal. "DM tipe 2 menyumbangkan kurang lebih 90 persen dari diabetes di seluruh dunia. Prevalensi diabetes pada orang dewasa usia 20-79 tahun menunjukkan bahwa setidaknya dua dari lima orang dengan DM tipe 2 juga menderita penyakit ginjal kronik (PGK)," ujarnya. Data tahun 2021 menunjukkan sekitar 190 juta orang dewasa menderita PGK akibat DM tipe 2.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan primer dan mewaspadai faktor risiko, kita dapat melindungi kesehatan ginjal dan mencegah komplikasi serius di masa mendatang. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi dan perawatan yang tepat.