Fakta Menarik: MPMX Tanam 100.000 Bibit, Dukung Ekowisata Mangrove dan Ekonomi Lokal di NTT
MPMX bersama MPM Honda sukses menanam 100.000 bibit mangrove di Manggarai Barat, NTT, wujudkan ekowisata mangrove berkelanjutan dan pemberdayaan ekonomi lokal.

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) dan anak perusahaannya, MPM Honda, menunjukkan komitmen kuat terhadap kelestarian lingkungan. Mereka berupaya memajukan sektor ekowisata di Indonesia. Inisiatif ini dilakukan melalui program penanaman bibit mangrove.
Sebanyak 40.000 bibit mangrove baru ditanam di Muara Sungai Terang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Penanaman ini merupakan bagian dari program berkelanjutan "MPM EcoMangrove". Program ini bertujuan mitigasi perubahan iklim.
Program ini tidak hanya fokus pada pelestarian alam. MPMX juga ingin menciptakan peluang ekonomi baru bagi warga setempat. Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang.
MPM EcoMangrove: Komitmen Lingkungan dan Keberlanjutan
Program MPM EcoMangrove telah berjalan secara bertahap sejak tahun 2022. Tahapan awal meliputi survei lokasi serta identifikasi lahan potensial. Pemetaan sosial-ekonomi masyarakat juga dilakukan secara cermat.
Selanjutnya, pelatihan teknik penanaman dan perawatan mangrove diberikan kepada komunitas lokal. Penguatan kelembagaan komunitas menjadi fokus penting. Penandatanganan kesepakatan juga dilakukan untuk menjamin keberlanjutan program.
Hingga saat ini, MPMX telah berhasil menanam total 100.000 bibit mangrove. Penanaman ini dilakukan di lahan konservasi seluas 10 hektare. Tingkat kelangsungan hidup bibit mencapai 85 persen.
Angka tersebut menjadi indikator positif keberhasilan program. Ini menunjukkan upaya perlindungan ekosistem pesisir berjalan efektif. Beatrice Kartika, Group CFO MPMX, menyatakan komitmen perusahaan.
Pemberdayaan Ekonomi Melalui Ekowisata Mangrove
Selain pelestarian lingkungan, MPMX mengintegrasikan aspek pemberdayaan ekonomi lokal. Program MPM EcoMangrove mencakup pelatihan budidaya kepiting bagi nelayan setempat. Ini membuka peluang pendapatan baru.
Nelayan diajarkan metode budidaya kepiting bakau menggunakan "apartemen kepiting". Teknik ini memungkinkan peningkatan hasil panen tanpa merusak habitat alami. MPMX menyalurkan 100 unit tambahan apartemen kepiting.
Dengan total 150 unit, kapasitas produksi nelayan diharapkan meningkat signifikan. Hasil panen kepiting dari kelompok binaan telah dipasok ke restoran di Labuan Bajo. Ini menciptakan nilai ekonomi langsung.
Ibu-ibu pesisir juga menerima pelatihan pengolahan bahan baku alami. Mereka berhasil mengembangkan sirup buah mangrove dan sambal kepiting. Produk ini dibantu mendapatkan Sertifikat PIRT untuk pemasaran lebih luas.
Dampak Positif dan Pengakuan Komunitas
Desa Golo Sepang, lokasi program, kini semakin dikenal luas. Tidak hanya sebagai destinasi trekking mangrove dan kano, desa ini juga menjadi lokasi penelitian. Banyak mahasiswa melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sana.
Kehadiran program MPM EcoMangrove telah membawa dampak positif signifikan. Lingkungan pesisir menjadi lebih terjaga. Masyarakat lokal juga merasakan peningkatan kesejahteraan ekonomi.
Beatrice Kartika menegaskan, "Kami percaya, lingkungan yang terjaga dan masyarakat yang sejahtera adalah fondasi bagi keberlanjutan bisnis dan kemajuan bangsa." Pernyataan ini menggarisbawahi visi jangka panjang MPMX.