Hipertensi Picu Preeklamsia: INASH Dorong Pencegahan untuk Selamatkan Ibu dan Bayi
INASH menyoroti bahaya hipertensi pada ibu hamil yang dapat memicu preeklamsia, mengancam jiwa ibu dan bayi, serta mendorong pencegahan melalui edukasi dan inovasi teknologi.

Jakarta, 21 Februari 2025 - Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (INASH) memperingatkan bahaya hipertensi selama kehamilan yang dapat menyebabkan preeklamsia, kondisi yang mengancam jiwa ibu dan bayi. Hal ini disampaikan dalam temu media di Jakarta, Jumat lalu, menekankan pentingnya pencegahan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi yang signifikan.
Ketua Panitia dan Ketua Umum Tim Buku Panduan Penatalaksanaan Hipertensi Peripartum 2025, Dr. Ni Made Hustini, Sp.P.D, Subsp.G.H(K), atau yang akrab disapa Dokter Kum, menjelaskan bahwa preeklamsia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia. Mengutip data WHO, sekitar 20 persen kematian ibu terkait kehamilan disebabkan oleh preeklamsia dan eklamsia. Angka ini sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian serius dari seluruh pihak.
Lebih lanjut, Dokter Kum menjelaskan bahwa hipertensi selama kehamilan berisiko menyebabkan berbagai komplikasi serius, baik bagi ibu maupun bayi. Tekanan darah tinggi dapat mengganggu fungsi organ vital seperti ginjal dan jantung, bahkan memicu sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzymes and Low Platelet Count). Bagi janin, kekurangan oksigen dan nutrisi akibat gangguan aliran darah ke plasenta dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, berat badan lahir rendah (BBLR), dan kelahiran prematur.
Bahaya Hipertensi dan Preeklamsia bagi Ibu dan Bayi
Hipertensi pada ibu hamil tidak hanya berdampak pada kehamilan saat itu juga, tetapi juga berisiko menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang bagi ibu. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi kronik, penyakit jantung koroner, gagal jantung, demensia vaskular, stroke, dan hipotiroidisme. Oleh karena itu, pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi selama kehamilan sangatlah krusial.
Prevalensi global hipertensi dalam kehamilan diperkirakan sekitar 10-15 persen, sementara preeklamsia memengaruhi 2-8 persen dari semua kehamilan. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya upaya deteksi dini dan penanganan yang tepat untuk mengurangi risiko komplikasi yang serius.
Dokter Kum menekankan bahwa penanggulangan hipertensi peripartum merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan kolaborasi antar berbagai disiplin ilmu. Keseragaman diagnosis dan tatalaksana sangat diperlukan untuk mengoptimalkan hasil kehamilan dan kesehatan ibu pasca persalinan.
INASH Luncurkan Buku Konsensus dan Gelar Pertemuan Ilmiah
Sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tenaga kesehatan mengenai hipertensi peripartum, INASH meluncurkan buku Konsensus INASH 2025 tentang penatalaksanaan hipertensi pada periode peripartum. Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan yang komprehensif bagi para tenaga kesehatan dalam menangani kasus hipertensi pada ibu hamil.
Selain peluncuran buku, INASH juga menyelenggarakan 'The 19th Annual Scientific Meeting Indonesian Society of Hypertension (INASH) 2025' pada 21-23 Februari 2025 di Jakarta. Pertemuan ilmiah ini mengangkat tema 'Hypertension Control and Prevention of Cerebro-Cardio-Renovascular Disease through Multidisciplinary Collaboration' dan menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri.
Beberapa inovasi terbaru yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain pengembangan model *machine learning* untuk deteksi dini hipertensi, inovasi alat pengukur tekanan darah tanpa manset, dan strategi multidisiplin untuk pengendalian tekanan darah melalui jalur inflamasi dengan menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Inovasi-inovasi ini diharapkan dapat membantu dalam upaya pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi pada ibu hamil.
INASH berharap melalui berbagai upaya ini, angka kematian ibu dan bayi akibat hipertensi dan preeklamsia dapat ditekan seminimal mungkin. Edukasi dan kolaborasi multidisiplin merupakan kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut. Pencegahan dan deteksi dini sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan dan setelahnya.