Jakarta Bidik Gelar Kota Sinema di Usia 5 Abad
Menekraf mendukung penuh Jakarta menjadi Kota Sinema pada 2025-2027, berkolaborasi dengan Pemprov DKI dan berbagai pihak untuk memperkuat ekosistem perfilman dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif.
Jakarta, 5 Februari 2024 - Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif menjadikan Jakarta sebagai Kota Sinema dalam rangka menyambut perayaan 5 abad kota Jakarta. Dukungan ini diwujudkan melalui kolaborasi aktif Kemenekraf dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan potensi ekonomi kreatif berbasis perfilman di Jakarta.
Menekraf Dorong Kolaborasi untuk Jakarta Kota Sinema
Kemenekraf siap berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta dan berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk mewujudkan visi Jakarta sebagai Kota Sinema. Berbagai program dan kegiatan ekonomi kreatif akan dijalankan mulai tahun 2025 hingga 2027. Hal ini sejalan dengan upaya menjadikan Jakarta sebagai kota global yang juga memiliki kekuatan di sektor perfilman.
"Ekonomi kreatif, khususnya industri film, merupakan pilar utama dalam membangun identitas budaya, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan meningkatkan daya saing bangsa di tingkat global," ujar Menekraf Riefky dalam keterangan pers, Rabu.
Perkuat Ekosistem Perfilman Indonesia
Menekraf Riefky menekankan pentingnya penguatan ekosistem industri film di Indonesia. Hal ini meliputi kemudahan akses pembiayaan, perluasan akses pasar, penyederhanaan perizinan produksi, peningkatan kualitas SDM, serta peningkatan kualitas produksi dan distribusi film ke pasar global. Ia juga menyoroti pentingnya perlindungan hak kekayaan intelektual dalam industri film.
Lebih lanjut, Menekraf Riefky menegaskan bahwa industri film bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga berperan penting dalam diplomasi internasional. Industri film dapat menjadi media efektif untuk memperkenalkan produk ekonomi kreatif Indonesia ke dunia internasional.
Malam Insan Film: Menuju Jakarta Kota Sinema
Acara Malam Insan Film bertajuk 'Menuju Jakarta Kota Global Kota Sinema', yang diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta bersama Festival Film Tempo, menjadi momentum penting dalam upaya mewujudkan visi tersebut. CEO Tempo Media Group, Arif Zulkifli, menekankan pentingnya peran sinema dalam mengukur kebudayaan suatu kota.
"Sekitar 50 film telah mengambil latar belakang Jakarta, menunjukkan kekayaan dan dinamika sinema di kota ini. Ini menjadi pemantik bagi Jakarta untuk menjadi Kota Sinema yang istimewa," kata Arif.
Apresiasi dan Dukungan Berbagai Pihak
Kemenekraf mengapresiasi inisiatif Pemprov DKI Jakarta dan Tempo Group dalam menyelenggarakan Malam Insan Film. Acara ini dianggap sebagai langkah nyata dalam mendukung ekosistem film nasional dan mewujudkan tekad menjadikan Jakarta sebagai Kota Sinema.
Industri perfilman, selain sebagai bentuk seni, juga merupakan pilar penting ekonomi kreatif. Para insan perfilman memiliki peran krusial dalam menggambarkan kehidupan dan dinamika perkembangan kota Jakarta.
Tantangan dan Solusi Pengembangan Perfilman Jakarta
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dan Soni Sumarsono, Wakil Gubernur Jakarta Terpilih Rano Karno, serta perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Festival Film Indonesia, dan insan perfilman Indonesia.
Rano Karno menyoroti pentingnya perbaikan ekosistem perfilman, dengan mencontohkan biaya produksi film yang lebih murah di negara lain seperti Belanda dan Singapura. Ia menyambut baik kerjasama Kemenekraf dengan Bappeda untuk mengatasi tantangan ini.
"Shooting di Belanda lebih murah daripada di Jakarta. Ini harus diperbaiki. Saya senang Menekraf sudah menggandeng Bappeda, ini peluang besar untuk perbaikan," ujar Rano Karno.