Kemenpar-Kemenekraf Sigap Tangani Tantangan Pariwisata Bali: Apresiasi DPR RI
DPR RI mengapresiasi langkah cepat Kemenpar dan Kemenekraf dalam mengatasi tantangan di industri pariwisata Bali, khususnya sektor MICE yang terdampak efisiensi anggaran pemerintah.

Wakil Pimpinan Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, memberikan apresiasi kepada Kementerian Pariwisata dan Kementerian Ekonomi Kreatif atas respons cepat mereka dalam menghadapi tantangan yang dihadapi industri pariwisata di Bali. Pernyataan tersebut disampaikan dalam keterangan resmi di Jakarta pada Senin, 24 Maret. Langkah pemerintah dalam mendengarkan aspirasi pelaku industri dan mencari solusi konkret mendapat pujian dari DPR RI, mengingat sektor pariwisata Bali memberikan lapangan kerja bagi ribuan orang.
Chusnunia menekankan pentingnya industri event dalam ekosistem pariwisata Bali. Industri ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun, kebijakan efisiensi anggaran pemerintah berdampak pada sektor Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions (MICE), menyebabkan kesulitan bagi banyak pelaku usaha dan tenaga kerja di sektor ini.
Menanggapi situasi tersebut, kedua kementerian telah menunjukkan respons positif dengan membuka dialog bersama para pemangku kepentingan. Hal ini bertujuan untuk mencari solusi berkelanjutan bagi industri event di Bali yang terdampak. Langkah ini mendapat apresiasi dari DPR RI.
Dukungan DPR RI untuk Industri Event Bali
Chusnunia Chalim menyatakan bahwa keberlanjutan industri event harus menjadi prioritas dalam kebijakan pemulihan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme dukungan khusus bagi industri kreatif dan event organizer yang terdampak, termasuk insentif fiskal dan kemudahan akses pembiayaan. DPR RI berkomitmen untuk mendukung kebijakan yang berpihak kepada pekerja dan pelaku usaha, termasuk memperjuangkan anggaran yang lebih fleksibel untuk mendukung industri ini. "Mendukung kebijakan yang berpihak kepada pekerja dan pelaku usaha, termasuk memperjuangkan anggaran yang lebih fleksibel untuk mendukung industri ini," tambahnya.
Harapannya, solusi yang dirumuskan pemerintah tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga mampu menciptakan ekosistem yang lebih tangguh untuk industri event di masa depan. Aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan meliputi digitalisasi, diversifikasi acara, dan kolaborasi dengan sektor swasta untuk memastikan daya saing industri ini tetap terjaga.
DPR RI akan terus memantau perkembangan kebijakan terkait sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Mereka juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berpartisipasi aktif dalam merumuskan solusi terbaik. "Mari kita bersama-sama menjaga keberlanjutan industri event di Bali agar tetap menjadi salah satu pilar utama ekonomi kreatif di Indonesia," tutup Chusnunia.
Solusi Jangka Panjang untuk Pariwisata Bali
Pemerintah melalui Kemenpar dan Kemenekraf menyadari pentingnya menjaga keberlangsungan industri event di Bali. Oleh karena itu, dialog dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan menjadi kunci dalam merumuskan solusi yang tepat dan berkelanjutan. Tidak hanya fokus pada solusi jangka pendek, pemerintah juga berupaya membangun fondasi yang kuat untuk masa depan industri ini.
Beberapa strategi yang mungkin dipertimbangkan termasuk:
- Digitalisasi: Pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan jangkauan pasar.
- Diversifikasi Acara: Menawarkan berbagai jenis event untuk menarik lebih banyak peserta dan investor.
- Kolaborasi Swasta: Kerjasama dengan sektor swasta untuk mendapatkan dukungan finansial dan keahlian.
- Insentif Fiskal: Pemberian insentif pajak untuk meringankan beban pelaku usaha.
Dengan langkah-langkah komprehensif ini, diharapkan industri event di Bali dapat pulih dan tumbuh lebih kuat di masa mendatang, berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Komitmen DPR RI untuk mengawasi dan mendukung perkembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan legislatif dalam menjaga keberlanjutan industri ini. Partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan sangat krusial untuk mencapai solusi terbaik dan memastikan Bali tetap menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia.