MNEK 2025 di Bali: Dorongan Ekonomi Kreatif bagi Perajin Lokal
Menteri Ekonomi Kreatif berharap penyelenggaraan 5th MNEK 2025 di Bali tidak hanya mendongkrak pariwisata, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian perajin lokal melalui pameran dan penjualan karya mereka.

Jakarta, 17 Februari 2024 - Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) RI, Teuku Riefky Harsya, menyampaikan harapannya agar penyelenggaraan 5th Multilateral Naval Exercise Komodo 2025 (5th MNEK 2025) di Bali memberikan dampak signifikan, tidak hanya bagi sektor pariwisata, tetapi juga bagi para perajin lokal. Kehadiran ribuan personel dari 39 negara peserta menjadi peluang emas bagi para pengrajin untuk mempromosikan dan menjual produk mereka ke pasar internasional.
Dampak Ekonomi Kreatif MNEK 2025
Dengan diperkirakan 3.500-4.000 personel dari berbagai negara hadir, Menekraf Riefky optimistis 5th MNEK 2025 akan memberikan dampak positif pada perekonomian Bali, khususnya bagi para perajin. Acara ini bukan sekadar latihan militer, tetapi juga platform promosi ekonomi kreatif yang luar biasa. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong kemandirian ekonomi bangsa melalui sektor ekonomi kreatif.
MNEK 2025, yang diselenggarakan oleh TNI Angkatan Laut (TNI AL) dengan tema "Maritime Partnership for Peace and Stability," merupakan implementasi nyata dari kebijakan politik luar negeri Indonesia. Pemilihan Bali sebagai lokasi penyelenggaraan juga merupakan bagian dari Program Asta Cita Presiden, yang menekankan pentingnya kemandirian ekonomi melalui sektor kreatif.
Acara yang berlangsung selama lima hari, dari tanggal 15 hingga 22 Februari 2025, diharapkan mampu meningkatkan perekonomian rakyat, baik di sektor pariwisata maupun ekonomi kreatif. Kehadiran perajin lokal menjadi daya tarik tersendiri bagi para peserta, baik dari Indonesia maupun mancanegara. Mereka memiliki kesempatan untuk memamerkan dan menjual berbagai macam kerajinan khas Bali.
Kesempatan Emas bagi Perajin Bali
I Nyoman Weda, seorang pemahat lokal, mengungkapkan antusiasmenya terhadap kesempatan berpartisipasi dalam 5th MNEK 2025. Ia melihat acara ini sebagai peluang untuk memperkenalkan karya-karyanya, berupa patung dan aksesoris ukiran, kepada pasar internasional. Banyak pengunjung asing yang tertarik dan belum mengenal kerajinan Bali sebelumnya.
Senada dengan Nyoman Weda, Wayan Sadra, seniman egg painting, juga memanfaatkan momentum ini untuk mempromosikan karya-karyanya yang unik. Lukisan di atas cangkang telur, ukiran kulit telur, dan kesenian dari batok kelapa menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Keterlibatan mereka dalam acara ini merupakan hasil seleksi di tingkat desa, menunjukkan apresiasi pemerintah terhadap potensi ekonomi kreatif lokal.
Kedua perajin tersebut berharap, partisipasi mereka dalam 5th MNEK 2025 dapat meningkatkan popularitas karya seni mereka di kancah internasional. Mereka optimistis acara ini akan membuka peluang pasar yang lebih luas dan mendorong perkembangan ekonomi kreatif di Bali.
Harapan untuk Masa Depan
Menekraf Riefky Harsya berharap 5th MNEK 2025 akan menjadi contoh sukses kolaborasi antara sektor pertahanan dan ekonomi kreatif. Keberhasilan acara ini akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi perekonomian Bali dan menunjukkan potensi besar ekonomi kreatif Indonesia di mata dunia. Pemerintah akan terus mendukung pengembangan ekonomi kreatif dengan menyediakan platform dan kesempatan bagi para perajin untuk mengembangkan usaha mereka.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan peluang yang dihadirkan oleh acara internasional seperti 5th MNEK 2025, diharapkan para perajin lokal di Bali dapat semakin berkembang dan berkontribusi pada perekonomian daerah. Keberhasilan ini akan menjadi contoh bagi daerah lain untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif mereka.