Shahnaz Haque: Pendidikan Anak Tak Hanya Akademik, Tapi Juga Empati dan Kemampuan Berpikir Kritis
Aktris Shahnaz Haque menekankan pentingnya pendidikan holistik untuk anak, yang mencakup kemampuan berpikir kritis, kreatif, empati, dan keterampilan hidup, bukan hanya akademis.

Aktris Shahnaz Haque baru-baru ini berbagi pengalamannya dalam mendidik ketiga anaknya, menekankan pentingnya pendekatan holistik yang melampaui sekadar akademis. Dalam sebuah siniar bersama Tanoto Foundation, Shahnaz menjelaskan bagaimana ia mengasah kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan empati pada anak-anaknya. Hal ini disampaikannya di Jakarta pada Senin lalu.
Menurut Shahnaz, "Mendidik anak bukan hanya tentang mengajar anak membaca, menulis, dan berhitung saja, tetapi juga tentang bagaimana mengasah kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan empati mereka." Ia menegaskan peran orang tua yang sangat krusial dalam membentuk pribadi anak yang seimbang.
Shahnaz memberikan contoh konkret bagaimana ia melatih kemampuan berpikir kritis pada anak-anaknya. Ia mendorong mereka untuk aktif bertanya dan mengeksplorasi, menciptakan lingkungan di mana rasa ingin tahu dihargai dan dilayani. "Biarkan anak kita cerewet dan banyak pertanyaan, itu artinya cara berpikirnya hidup dan dia harus dilayani sejauh mungkin," ujarnya.
Mengenali Pentingnya Berpikir Kritis dan Kreatif
Lebih lanjut, Shahnaz menjelaskan pentingnya mendorong anak untuk berpikir di luar kotak, menghindari batasan jawaban yang kaku seperti "iya" atau "tidak", "benar" atau "salah". Ia percaya bahwa pendekatan ini akan merangsang kemampuan berpikir kritis dan kreatif anak.
Selain itu, Shahnaz juga menyoroti pentingnya melatih keterampilan motorik, khususnya menulis tangan. Di era digital saat ini, penggunaan perangkat elektronik yang berlebihan dapat menghambat perkembangan keterampilan ini. "Anak-anak perlu kembali menulis tangan karena itu membantu mereka memahami apa yang mereka pelajari, bukan sekadar menghafal," tegasnya.
Tidak hanya itu, Shahnaz juga menekankan pentingnya mempersiapkan anak untuk menghadapi tantangan dan memecahkan masalah dalam kehidupan nyata. Ia percaya bahwa anak perlu belajar dari kesalahan, bertanggung jawab atas tindakan mereka, dan memahami konsekuensi dari setiap pilihan.
Membangun Karakter dan Empati di Era Digital
Shahnaz menekankan bahwa pendidikan anak harus berfokus pada pembentukan karakter yang baik, berempati, dan mampu menghadapi tantangan hidup. Ia menyadari pentingnya keseimbangan antara kecerdasan akademis dan kecerdasan emosional, terutama di era teknologi yang berkembang pesat.
Shahnaz menambahkan, "Pada masa perkembangan pesat teknologi seperti sekarang, penting bagi orang tua untuk berusaha mendidik anak agar tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga pandai berinteraksi dengan orang lain serta berempati." Ia juga mengingatkan bahwa anak-anak adalah peniru ulung, sehingga teladan dari orang tua sangat berpengaruh pada perilaku mereka. "Jika kita memberi contoh yang baik, mereka akan meniru, bukan hanya kata-kata kita, tetapi juga tindakan kita," katanya.
Shahnaz Haque, melalui pengalamannya, menyajikan sebuah perspektif yang komprehensif tentang pendidikan anak. Ia mengajak para orang tua untuk tidak hanya fokus pada prestasi akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter, kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan empati. Penting bagi orang tua untuk menjadi teladan dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan holistik anak.
Kesimpulannya, pendidikan anak yang ideal menurut Shahnaz Haque adalah pendidikan yang seimbang, yang menggabungkan pengembangan intelektual, emosional, dan sosial anak. Dengan demikian, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang utuh, siap menghadapi tantangan masa depan, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.