PBSI Bebaskan Pelatih Ganda untuk Bidik Olimpiade 2028
Demi Olimpiade Los Angeles 2028, PBSI memberi kebebasan pada pelatih ganda bulu tangkis untuk bereksperimen membentuk pasangan terbaik, dengan evaluasi berkala pencapaian jangka pendek.
Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) memberikan wewenang penuh kepada para pelatih ganda untuk menentukan pasangan terbaik dalam upaya meraih prestasi puncak di Olimpiade Los Angeles 2028. Keputusan ini diumumkan belum lama ini, menandai babak baru dalam strategi pengembangan atlet bulu tangkis Indonesia.
Strategi Jangka Panjang Menuju Olimpiade 2028
Menurut Kabid Pembinaan dan Prestasi PBSI, Eng Hian, strategi ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang organisasi. "Kami baru saja mengganti pelatih teknik dan fisik serta melakukan pencocokan pasangan ganda. Semua langkah ini diambil untuk menemukan racikan terbaik," jelasnya. PBSI menyadari bahwa pembentukan pasangan yang tepat membutuhkan waktu dan proses eksperimentasi.
Roadmap kepelatihan 2025 memberikan ruang bagi pelatih untuk bereksperimen dengan berbagai kombinasi pasangan. Targetnya, pada 2026, pasangan ganda sudah lebih stabil dan fokus mengumpulkan poin untuk kualifikasi Olimpiade. Meskipun demikian, Eng Hian menekankan pentingnya evaluasi berkala terhadap pencapaian jangka pendek.
Perombakan di Sektor Ganda Campuran dan Putri
Sejumlah perubahan signifikan telah dilakukan di sektor ganda campuran dan ganda putri. Beberapa pasangan baru dibentuk, termasuk Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti, Rinov Rivaldy/Lisa Ayu Kusumawati, dan Verrel Yustin Mulia/Pitha Haningtyas Mentari. Perubahan ini merupakan langkah strategis PBSI untuk menemukan kombinasi yang optimal.
Wakil Ketua Umum II PP PBSI, Taufik Hidayat, menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi sepanjang tahun 2025 sangat krusial untuk menentukan pasangan yang tepat menjelang Olimpiade. "Perubahan terutama di ganda campuran akan berlanjut hingga akhir tahun ini. Karena saat sudah mendekati Olimpiade, tidak bisa lagi sembarangan," tegasnya. Hal ini menunjukkan keseriusan PBSI dalam mempersiapkan atlet untuk Olimpiade.
Evaluasi dan Fleksibilitas di Sektor Ganda Putra
Di sektor ganda putra, pelatih Antonius Ariantho mengambil pendekatan yang lebih hati-hati. Ia menyatakan akan mengamati perkembangan dan performa pasangan yang ada sebelum memutuskan melakukan perombakan. Saat ini, Antonius menangani empat pasangan: Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana, Daniel Marthin/Shohibul Fikri, dan Rahmat Hidayat/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Meskipun demikian, Antonius tidak menutup kemungkinan adanya perubahan susunan pasangan. Ia mengakui bahwa beberapa pasangan yang dilatihnya saat ini merupakan hasil perombakan dari pelatih sebelumnya. "Mungkin tahun 2025 ini saatnya untuk merombak, tetapi bisa juga tidak. Kami akan lihat perkembangannya," ujarnya, menunjukkan fleksibilitas dalam pendekatan kepelatihan.
Mengembalikan Apriyani/Fadia dan Menjajal Kombinasi Baru
Di sektor ganda putri, ada upaya mengembalikan pasangan Apriyani Rahayu dan Siti Fadia. Selain itu, Lanny Tria Mayasari dan Siti Fadia juga akan dijajal dengan pemain muda Velisha Christina. Langkah ini menunjukkan komitmen PBSI untuk memberikan kesempatan kepada atlet muda berbakat dan mencari kombinasi terbaik.
Secara keseluruhan, strategi PBSI ini menekankan pentingnya eksperimentasi dan evaluasi berkelanjutan dalam pembentukan pasangan ganda. Dengan memberikan kebebasan kepada pelatih, PBSI berharap dapat menemukan kombinasi yang tepat untuk meraih prestasi gemilang di Olimpiade Los Angeles 2028. Proses ini membutuhkan waktu, kesabaran, dan kerja keras dari seluruh tim kepelatihan dan atlet.