30.185 Ternak di Babel Terancam PMK: Langkah Antisipasi Dilakukan
Dinas Pertanian Babel melaporkan 30.185 ternak berisiko PMK setelah ditemukan kasus positif di daerah tersebut; upaya pencegahan seperti vaksinasi dan pengawasan ketat pemasukan ternak dari luar daerah tengah digencarkan.
Ancaman PMK di Bangka Belitung: 30.185 Ternak dalam Bahaya
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) tengah menghadapi ancaman serius terhadap populasi ternaknya. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Babel baru-baru ini mengumumkan bahwa sebanyak 30.185 ekor ternak berpotensi terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Angka ini mengemuka setelah ditemukannya kasus sapi positif PMK di wilayah tersebut. Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran akan penyebaran lebih lanjut dan dampaknya terhadap perekonomian daerah.
Mengapa dan Bagaimana PMK Mengancam Ternak Babel?
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Babel, Edi Romdoni, menjelaskan bahwa jumlah ternak yang berisiko meliputi 18.712 sapi potong, 43 sapi perah, 243 kerbau, 5.213 kambing, 17 domba, dan 5.957 babi. Penyebaran ternak yang rentan ini tersebar di seluruh wilayah Babel, termasuk Kota Pangkalpinang dan kabupaten-kabupaten lainnya. Pernyataan ini disampaikan pada Senin, 27 Januari lalu, di Pangkalpinang. Tercatat hingga Januari 2024, terdapat 109 kasus sapi positif PMK, meningkatkan risiko penularan ke ternak sehat lainnya.
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan PMK
Pemerintah Babel bergerak cepat untuk mencegah meluasnya wabah PMK. Strategi yang diterapkan meliputi intensifikasi pemeriksaan kesehatan ternak di berbagai kandang, program vaksinasi massal, dan pengawasan ketat terhadap pemasukan ternak dari luar daerah. Kerjasama dengan Balai Karantina Hewan juga dilakukan untuk memastikan ternak dari luar Babel, khususnya dari Pulau Jawa dan Sumatera, bebas dari penyakit. Hal ini penting untuk melindungi populasi ternak lokal dan keberlangsungan industri peternakan di Babel.
Ketergantungan pada Pasokan Luar Daerah
Edi Romdoni juga menyoroti ketergantungan Babel terhadap pasokan sapi potong dari luar daerah. Sekitar 90 persen kebutuhan daging sapi masyarakat Babel masih dipenuhi dari luar, meningkatkan risiko masuknya virus PMK ke wilayah tersebut. Kondisi ini semakin memperkuat urgensi langkah-langkah pencegahan yang telah dan akan terus dilakukan oleh pemerintah daerah.
Kesimpulan: Kewaspadaan dan Kerja Sama yang Terus Ditingkatkan
Ancaman PMK terhadap ternak di Babel merupakan masalah serius yang membutuhkan penanganan segera dan terpadu. Upaya vaksinasi, pengawasan ketat, dan kerjasama antar instansi terkait menjadi kunci keberhasilan dalam mencegah meluasnya wabah. Ketergantungan pada pasokan ternak dari luar daerah juga harus menjadi perhatian serius dalam perencanaan dan strategi pengembangan peternakan di masa mendatang. Kewaspadaan dan langkah antisipatif terus diperlukan untuk melindungi populasi ternak dan ketahanan pangan di Babel.