50 Duta Demokrasi Dikukuhkan di Yogyakarta: Strategi Pemkot Tingkatkan Partisipasi Politik Pemuda
Pemerintah Kota Yogyakarta kukuhkan 50 duta demokrasi untuk meningkatkan kesadaran politik, terutama di kalangan pemuda, mengatasi penurunan partisipasi pemilih dalam Pilkada.
Pemerintah Kota Yogyakarta (Pemkot) mengambil langkah strategis untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat, khususnya generasi muda, dengan mengukuhkan 50 Duta Demokrasi pada Senin, 24 Februari 2024. Pengukuhan ini dilakukan sebagai respon atas penurunan signifikan angka partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 dibandingkan Pemilu sebelumnya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono, menjelaskan bahwa para duta demokrasi ini memiliki tugas penting dalam menyebarluaskan pemahaman tentang politik yang sehat dan demokrasi yang lebih inklusif. "Saudara-saudari dapat menyosialisasikan politik yang sehat serta demokrasi yang lebih inklusif sehingga proses politik dan demokrasi di Kota Yogyakarta bisa semakin baik, terutama dalam hal keterlibatan aktif pemuda," ujarnya saat pengukuhan.
Penurunan partisipasi pemilih ini menjadi perhatian serius Pemkot Yogyakarta. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta, Nindyo, mengungkapkan bahwa tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 turun sekitar 20 persen dibandingkan Pemilu 2024 yang mencapai 85 persen. Hal ini mendorong inisiatif pengangkatan Duta Demokrasi sebagai upaya untuk menjembatani kesenjangan dan meningkatkan partisipasi, khususnya di kalangan pemilih pemula.
Misi Duta Demokrasi: Edukasi Politik di Tingkat Warga
Para Duta Demokrasi yang dikukuhkan berasal dari berbagai latar belakang, meliputi alumni Sekolah Demokrasi tahun 2023 dan 2024, pemuda lintas agama, pemenang Olimpiade Demokrasi, dan anggota Forum Komunikasi Pengurus OSIS Kota Yogyakarta. Keragaman latar belakang ini diharapkan dapat memperluas jangkauan sosialisasi dan menjamin efektivitas program.
Nindyo menjelaskan bahwa Duta Demokrasi akan berperan sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam memberikan edukasi politik di lingkungan sekitar mereka. Mereka akan fokus pada pentingnya partisipasi aktif dalam Pemilu dan Pilkada, terutama bagi pemilih pemula. Dengan melibatkan berbagai elemen pemuda, diharapkan sosialisasi demokrasi akan lebih luas dan efektif.
Meskipun Pemilu berikutnya masih lima tahun lagi, Pemkot Yogyakarta menekankan pentingnya menanamkan kesadaran politik sejak dini. Oleh karena itu, berbagai program edukasi politik akan terus diadakan, seperti Sekolah Demokrasi, Parlemen Demokrasi, dan program-program pendidikan politik lainnya.
Tantangan dan Harapan
Nindyo mengidentifikasi beberapa tantangan dalam meningkatkan partisipasi pemilih, di antaranya rendahnya antusiasme terhadap Pilkada dibandingkan Pemilu, banyaknya pemilih yang memiliki KTP Yogyakarta tetapi tinggal di luar kota, serta pengaruh sistem zonasi pendidikan yang membuat banyak siswa SMA tidak berdomisili di Yogyakarta.
Dengan adanya Duta Demokrasi, Pemkot Yogyakarta berharap sosialisasi akan lebih efektif menjangkau berbagai kelompok masyarakat, terutama anak muda. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi dalam pemilu agar demokrasi di Kota Yogyakarta semakin kuat dan inklusif.
Pemkot Yogyakarta berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat melalui berbagai program dan inisiatif. Pengukuhan Duta Demokrasi merupakan salah satu langkah nyata dalam mewujudkan komitmen tersebut. Harapannya, generasi muda akan lebih aktif dan bertanggung jawab dalam proses demokrasi di Indonesia.
Program ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran politik yang lebih tinggi di kalangan pemuda dan meningkatkan partisipasi mereka dalam proses demokrasi di Kota Yogyakarta. Dengan demikian, demokrasi yang lebih baik dan inklusif dapat terwujud.